Mohon tunggu...
Gobind Vashdev
Gobind Vashdev Mohon Tunggu... lainnya -

heartworker

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Panjat Pinang, yang di Atas Tidak Menang yang di Bawah Tidak Kalah

17 Agustus 2014   15:49 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:20 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Melewati bilangan Jakarta siang ini, terlihat beberapa tiang pinang berpucuk sepeda serta berbuah kardus mie dan kaos bola.

Ada belasan perlombaan dan pertandingan di hari kemerdekaan esok, dari makan krupuk hingga balap karung, namun tidak ada yang semenawan panjat pinang.

ia tidak layak disebut perlombaan apalagi pertandingan, ada banyak pesan indah dan pelajaran bermakna dalam ritual 17 an ini.
Walau akhirnya hanya satu orang yang berhasil nongkrong memeluk sepeda namun hadiah itu bukanlah untuk dia semata.
Esensi gotong royong yang dituturkan para tetua via teladan, terlihat mencolok pada permainan ini.
dari yang ingusan sampai yang ubanan melepas baju, membiarkan oli yang biasanya ogah disentuh melumuri tubuh dan wajahnya.
Bahkan bagian keramat tubuhnya yang dihormati direlahkan diijak oleh kaki berdebu, bertanah.

Rasa senang membuncah dalam hati yang berdiri paling atas, rasa bahagia mengalir di dalam mereka yang berkontribusi sebagai penopang dibawah.
Setelah puas ia yang diatas melorot dengan senyum dan ditampung oleh pelukan.

Semua ini mengingatkan kita semua pada tumbuhan, dimana akar yang tertanam dan jarang diperhatikan tidak iri pada bunga yang dipuja-puji.
Akar sadar bunga tidak lama ia hidup. Setelah merasa cukup menghadirkan keindahan dan keharuman pada dunia, iapun mengerucut, menunduk dan melepaskan dirinya untuk menjadi pupuk bagi sang akar yang selama ini menunjangnya.

Bukan hadiah melainkan kebersamaan dalam bermain , bukan siapa yang menang tetapi sebuah kesadaran bahwa kita satu saudara.

Indonesia bukanlah stadion tempat kita berlomba mengeruk pundi harta sebanyak mungkin, tapi sebuah rumah dengan taman bermain teduh yang selayaknya kita rawat untuk anak-anak kita

Selamat merayakan kemerdekaan Indonesia kita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun