"Wah bagus kalau Pak George (George Toisutta, Kepala Staf TNI AD sekaligus calon Ketua umum PSSI - red.) maju sebagai calon. Kalau beliau maju, berarti figur yang kompeten memimpin PSSI. Alhamdulillah, Pak George itu teman saya," tutur Nurdin kepada wartawan di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Rabu (2/2/2011) malam WIB.(detiksport.com/sepakbola)
Sebelumnya, PSSI melalui Sekretaris Jenderal Nugraha Besoes terdengar mencoba 'menjegal' niat pak jenderal untuk mencalonan diri. 'Menurut Sekretaris Jenderal PSSI Nugraha Besoes, mereka yang mau mencalonkan harus sudah aktif di sepak bola sekurang-kurangnya lima tahun. Ini, kata dia, tercantum pada pasal 35 ayat 4 Statuta PSSI. "Tidak harus berturut-turut, tetapi yang jelas harus pengurus aktif," katanya, Rabu (2/2).'(tempointeraktif.com)
Statuta-statuta PSSI selalu digunakan sebagai 'senjata' utama para pengurusnya dalam mengeluarkan berbagai pernyataan. Tapi anehnya, pernyataan Nurdin diatas terdengar kontradiktif dengan Nugraha. Apakah Nurdin merasa takut setelah mengetahui lawan yang akan dihadapinya pada pemilihan Ketum PSSI nanti adalah tentara bintang 5, lalu mencoba menjilat dengan sanjungan setinggi-tingginya? Jilatan Nurdin kadang memang maut dan handal, buktinya KSN 2010 di Malang yang awalnya akan membahas suksesi kepengurusan PSSI akhirnya hanya menghasilkan buah-buah keputusan yang sangat tidak menjerat Nurdin untuk lengser keprabon berkat berbagai usaha 'jilatan' dan 'curhatan' sang baginda Nurdin didepan Presiden dan pejabat olahraga lain.
Kata jilat (atau menjilat) sendiri mempunyai arti kiasan 'berbuat sesuatu supaya mendapat pujian (dinaikkan pangkat dsb): krn pandai ~ , ia lekas naik pangkat'(artikata.com). Dari penjelasan diatas, terlihat bahwa Nurdin sedang 'berbuat sesuatu supaya mendapat pujian (tetap jadi ketua PSSI)'. Masalahnya apakah kali ini 'lidah tak bertulang' Nurdin kembali ampuh, sedangkan jutaan warga penikmat sepakbola Indonesia sangat menginginkan reformasi dan perubahan dalam dunia persepakbolaan kita? Saya hanya berharap pak jenderal George adalah salah satu dari jutaan warga diatas, sehingga 'rayuan gombal' sang puang tidak akan menggetarkan pembina PS AD Jakarta ini. Selamat berjuang pak Jenderal! Doa para suporter Indonesia menyertaimu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI