Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja di Balik Konsumsi

20 Juli 2024   00:35 Diperbarui: 20 Juli 2024   00:37 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:Koleksi Dok Pribadi)

Arman, seperti kebanyakan orang di era modern ini, adalah seorang karyawan di perusahaan teknologi terkemuka. Di sebuah kota metropolitan yang gemerlap dengan kilauan lampu neon dan papan iklan digital, setiap hari, ia tenggelam dalam lautan email, rapat, dan target penjualan. Hidupnya serba cepat, penuh dengan tuntutan, dan gaya hidupnya mencerminkan gemerlap kota yang ia tinggali.
 
Arman, dengan pakaian kerjanya yang selalu rapi, selalu berusaha untuk tampil sempurna di hadapan klien dan rekan kerjanya. Rutinitasnya yang padat tidak memberinya banyak waktu untuk merenung. Setiap pagi, ia berangkat ke kantor dengan mengendarai mobil baru yang ia beli dengan kredit, merasa bangga dengan kesuksesan yang ia raih di usia yang masih muda. Arman selalu mengikuti tren terbaru, dari gadget hingga fashion, demi menjaga citra modern dan sukses.
 
Suatu hari, saat sedang makan siang di sebuah kafe trendi, Arman melihat sesuatu yang menarik di layar ponselnya. Sebuah iklan tentang ponsel terbaru yang dirilis oleh perusahaan teknologi besar. Iklan itu penuh dengan janji-janji manis tentang kecepatan, kamera yang luar biasa, dan fitur-fitur canggih lainnya. Tanpa berpikir panjang, Arman segera memesannya. Ini bukan kali pertama Arman melakukan pembelian impulsive, hidupnya dipenuhi oleh barang-barang yang seringkali tak terpakai.
 
Namun, pada suatu sore yang tenang, Arman memutuskan untuk berjalan-jalan di taman kota. Setelah berhari-hari berurusan dengan target penjualan dan rapat yang melelahkan, ia merasa butuh udara segar. Di sana, ia bertemu dengan seorang pria tua bernama Pak Darman, yang sedang duduk di bangku taman sambil mengukir sesuatu dari kayu. Pak Darman adalah seorang pensiunan guru yang kini menghabiskan waktunya dengan mengukir dan bercocok tanam di kebun kecil di belakang rumahnya.
 
"Sedang mengukir apa, Pak?" tanya Arman dengan rasa ingin tahu.
 
"Sebuah patung kecil untuk cucu saya," jawab Pak Darman sambil tersenyum. "Saya suka membuat sesuatu dengan tangan saya sendiri. Rasanya lebih bermakna."
 
Percakapan itu terus berlanjut, dan Arman mulai merasa nyaman berbicara dengan Pak Darman. Ia belajar banyak tentang kehidupan yang lebih sederhana dan bermakna. Pak Darman bercerita tentang betapa berharganya setiap barang yang dimilikinya karena ia merawatnya dengan baik dan memperbaikinya jika rusak.
 
"Kenapa harus selalu membeli yang baru jika yang lama masih bisa diperbaiki?" tanya Pak Darman sambil mengelus patung kayu yang hampir selesai.
 
Perkataan itu menggema di kepala Arman selama beberapa hari. Ia mulai menyadari betapa konsumtifnya dirinya selama ini. Setiap barang yang ia beli sering kali hanya memberikan kebahagiaan sementara sebelum akhirnya terlupakan di sudut kamarnya. Ia mulai berpikir tentang dampak lingkungan dari perilakunya, dan betapa ia bisa membuat perubahan kecil yang berarti.
 
Arman pun memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Ia mulai memilah barang-barangnya, mendonasikan yang masih layak pakai, dan memperbaiki yang rusak. Ia juga mencari produk-produk lokal yang ramah lingkungan dan berusaha mendukung usaha kecil di sekitarnya. Arman mulai mengurangi pembelian barang-barang yang tidak perlu dan lebih berhati-hati dalam memilih produk yang benar-benar ia butuhkan.
 
Perubahan ini tak selalu mudah. Terkadang godaan untuk membeli barang-barang baru tetap ada, terutama dengan iklan-iklan yang terus menerpa di media sosial. Namun, Arman selalu teringat akan percakapannya dengan Pak Darman di taman itu. Ia belajar bahwa kebahagiaan sejati bukan datang dari kepemilikan barang-barang baru, tetapi dari makna dan nilai yang kita berikan pada barang-barang yang kita miliki.
 
Arman mulai mempraktikkan gaya hidup minimalis. Ia membaca buku-buku tentang minimalisme dan keberlanjutan, serta mengikuti komunitas yang memiliki visi yang sama. Setiap langkah kecil yang ia ambil memberikan kepuasan tersendiri. Ia merasakan hidup yang lebih ringan dan lebih terhubung dengan alam sekitarnya.
 
Selain itu, Arman juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya konsumsi bijak. Ia menjadi sukarelawan di sebuah organisasi yang mengedukasi masyarakat tentang dampak lingkungan dari perilaku konsumtif. Bersama rekan-rekannya, Arman mengadakan seminar, lokakarya, dan kampanye di media sosial untuk menyebarkan pesan tentang pentingnya konsumsi yang lebih bijak dan berkelanjutan.
 
Arman juga mengunjungi sekolah-sekolah untuk memberikan penyuluhan kepada anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi sampah plastik. Ia percaya bahwa perubahan besar dimulai dari generasi muda. Melihat antusiasme anak-anak dan rasa ingin tahu mereka, Arman merasa lebih termotivasi untuk terus berkontribusi dalam upaya ini.
 
Pada awalnya, perubahan gaya hidup Arman tidak selalu mendapat dukungan dari keluarga dan teman-temannya. Mereka terbiasa melihat Arman sebagai sosok yang selalu mengikuti tren dan memiliki barang-barang terbaru. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka mulai melihat perubahan positif dalam diri Arman. Ia menjadi lebih tenang, lebih bahagia, dan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.
 
Ibunya, yang awalnya khawatir dengan perubahan drastis yang dilakukan oleh Arman, mulai memahami dan mendukung pilihan hidup anaknya. Ia bahkan mulai mengikuti jejak Arman dengan mengurangi penggunaan plastik di rumah dan memilih produk-produk ramah lingkungan. Ayahnya yang seorang pensiunan pegawai negeri juga mulai ikut serta dalam kegiatan sosial yang diikuti oleh Arman.
 
Tidak hanya dalam kehidupan pribadi, perubahan Arman juga berdampak positif di lingkungan kerjanya. Rekan-rekannya yang awalnya skeptis mulai tertarik dengan ide-ide yang diusulkan oleh Arman. Ia menginisiasi program daur ulang di kantor, mempromosikan penggunaan energi yang lebih efisien, dan mengadakan sesi edukasi tentang keberlanjutan. Perlahan namun pasti, budaya konsumsi bijak mulai terbentuk di tempat kerja Arman.
 
Arman juga terinspirasi oleh kisah-kisah keberhasilan negara-negara yang telah menerapkan konsumsi bijak dengan baik. Ia mempelajari bagaimana Swedia memberikan insentif pajak untuk perbaikan barang elektronik dan pakaian, bagaimana Jerman memiliki sistem daur ulang yang sangat efektif, dan bagaimana Jepang mengajarkan konsep "mottainai". Arman bermimpi untuk membawa perubahan serupa di kotanya.
 
Di tengah perjalanannya menuju konsumsi bijak, Arman sering kali merenungkan masa depan. Ia berpikir tentang dunia seperti apa yang ingin ia wariskan kepada generasi mendatang. Ia ingin dunia yang lebih bersih, lebih hijau, dan lebih adil. Dunia di mana setiap orang dapat hidup dengan harmoni, baik dengan lingkungan maupun sesama manusia.
 
Arman juga memikirkan peran teknologi dalam mencapai keberlanjutan. Sebagai seorang karyawan di perusahaan teknologi, ia menyadari bahwa teknologi dapat menjadi alat yang sangat kuat untuk mendorong perubahan positif. Ia mulai mendorong perusahaannya untuk mengembangkan produk-produk yang lebih ramah lingkungan dan mendukung inisiatif keberlanjutan.
 
Suatu hari, Arman kembali ke taman itu, berharap bisa bertemu lagi dengan Pak Darman. Ia ingin menunjukkan perubahan dalam hidupnya dan mengucapkan terima kasih. Namun, yang ia temui hanyalah bangku kosong dan suara burung yang berkicau di kejauhan.
 
Meskipun tidak bertemu dengan Pak Darman, Arman merasakan kedamaian yang mendalam. Ia duduk di bangku yang sama dan merenungkan perjalanan yang telah ia tempuh. Di senja yang indah itu, Arman merasa bersyukur atas setiap langkah kecil yang telah ia ambil menuju konsumsi bijak. Ia merasa lebih terhubung dengan dirinya sendiri, dengan orang-orang di sekitarnya, dan dengan alam.
 
Perjalanan Arman menuju konsumsi bijak bukanlah akhir, tetapi awal dari cerita yang lebih besar. Ia terus menginspirasi orang-orang di sekitarnya untuk membuat pilihan yang lebih sadar dan bertanggung jawab. Dengan dedikasi dan komitmennya, Arman yakin bahwa perubahan yang lebih besar dan lebih baik akan datang.
 
Arman juga mulai menulis blog tentang perjalanannya menuju konsumsi bijak. Ia berbagi tips, pengalaman, dan pengetahuan yang ia dapatkan kepada pembaca. Blognya menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang yang ingin memulai perjalanan serupa. Arman berharap bahwa melalui tulisannya, ia dapat menyentuh lebih banyak hati dan mendorong lebih banyak orang untuk membuat perubahan.
 
Untuk mencapai konsumsi bijak, Arman mengusulkan beberapa langkah praktis yang dapat diikuti oleh siapa saja dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum berbelanja, buatlah daftar barang yang benar-benar dibutuhkan. Hal ini dapat membantu menghindari pembelian impulsif dan memastikan bahwa setiap pembelian memiliki tujuan yang jelas.
 
Prioritaskan produk yang berkualitas tinggi dan tahan lama. Meskipun harganya mungkin lebih tinggi, produk tersebut biasanya memiliki umur pakai yang lebih panjang, sehingga mengurangi kebutuhan untuk membeli barang baru secara terus-menerus.
 
Membeli produk lokal tidak hanya mendukung perekonomian setempat tetapi juga mengurangi jejak karbon dari transportasi barang. Plastik sekali pakai adalah salah satu penyebab utama polusi lingkungan. Usahakan untuk menggunakan tas belanja kain, botol minum yang dapat digunakan kembali, dan menghindari produk dengan kemasan plastik berlebihan.
 
Sebelum memutuskan untuk membuang barang yang rusak, pertimbangkan untuk memperbaikinya. Jika barang tersebut tidak dapat diperbaiki, cari tahu apakah bisa didaur ulang atau disumbangkan. Menggunakan energi secara efisien adalah bagian penting dari konsumsi bijak. Matikan peralatan listrik yang tidak digunakan, gunakan lampu LED hemat energi, dan pertimbangkan untuk menggunakan sumber energi terbarukan jika memungkinkan.
 
Gaya hidup minimalis mengajarkan kita untuk hidup dengan lebih sedikit barang dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Ini dapat membantu mengurangi konsumsi berlebihan dan meningkatkan kualitas hidup.
 
Arman juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan konsumsi bijak. Ia mendorong komunitas lokal untuk mengadakan kegiatan yang mendukung keberlanjutan, seperti pasar lokal, pertukaran barang, dan program daur ulang. Ia percaya bahwa dengan bekerja sama, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan dan seimbang.
 
Arman juga berkolaborasi dengan berbagai organisasi dan pemerintah setempat untuk mempromosikan kebijakan yang mendukung konsumsi bijak. Ia mendorong pemerintah untuk memberikan insentif bagi produk-produk ramah lingkungan dan menerapkan regulasi yang ketat terhadap iklan yang menyesatkan. Arman yakin bahwa perubahan yang signifikan hanya bisa tercapai dengan dukungan dari semua pihak.
   
Meskipun banyak manfaat yang bisa didapat dari konsumsi bijak, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi untuk mengubah perilaku konsumen secara luas. Arman menyadari bahwa ketergantungan pada produk murah, pengaruh budaya dan media, kurangnya akses ke produk berkelanjutan, dan perubahan sikap serta kebiasaan adalah tantangan yang harus dihadapi.
 
Namun, Arman percaya bahwa dengan pendekatan yang holistik dan terintegrasi, tantangan-tantangan ini dapat diatasi. Ia terus berupaya untuk menyebarkan kesadaran tentang pentingnya konsumsi bijak dan mendorong perubahan positif di masyarakat.
 
Perjalanan Arman menuju konsumsi bijak adalah proses yang berkelanjutan dan memerlukan komitmen. Di senja yang indah itu, Arman duduk di bangku taman, merenungkan perjalanannya, dan merasa bersyukur atas setiap langkah kecil yang telah ia ambil. Ia tahu bahwa perubahan besar dimulai dari diri sendiri, dan ia bertekad untuk terus berkontribusi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan seimbang. Mulai dari diri sendiri, menyebarkan kesadaran, dan menginspirasi orang lain untuk membuat pilihan yang lebih bijak demi keberlanjutan planet dan kesejahteraan generasi mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun