Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Solusi Berkelanjutan, Ketahanan Pangan di Tengah Perubahan Iklim

8 Juni 2024   17:52 Diperbarui: 11 Juni 2024   01:54 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketahanan pangan adalah isu global yang semakin penting, terutama di tengah perubahan iklim yang terus berlanjut. Dampak perubahan iklim terhadap sistem pangan tidak bisa diabaikan, mengingat peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam seperti kekeringan, banjir, dan badai. 

Situasi ini mengancam produksi pangan, menyebabkan ketidakpastian harga, dan meningkatkan risiko kelaparan serta malnutrisi di banyak bagian dunia. 

Untuk mengatasi tantangan ini, solusi berkelanjutan diperlukan, melibatkan inovasi teknologi, praktik agroekologi, dan kebijakan yang mendukung.

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Produksi Pangan

Perubahan iklim mengakibatkan variasi pola cuaca yang ekstrem, yang berdampak langsung pada produktivitas pertanian. Peningkatan suhu global mempengaruhi siklus hidup tanaman dan hama, mengubah musim tanam, dan menyebabkan pergeseran geografis lahan pertanian yang optimal. 

Selain itu, peningkatan suhu juga mempercepat penguapan air, mengurangi ketersediaan air tanah dan permukaan, yang sangat penting untuk irigasi pertanian.

Kekeringan berkepanjangan, misalnya, dapat menyebabkan penurunan produksi pangan secara drastis. Tanaman yang tidak mendapatkan cukup air tidak dapat tumbuh dengan baik, dan hasil panennya berkurang. 

Di sisi lain, banjir dapat menghancurkan lahan pertanian, merusak tanaman, dan mengakibatkan hilangnya lapisan tanah subur. Bencana alam ini tidak hanya mempengaruhi hasil panen tahunan tetapi juga memiliki dampak jangka panjang terhadap kesuburan tanah dan produktivitas pertanian di masa depan.

Perubahan iklim juga meningkatkan frekuensi dan intensitas serangan hama dan penyakit tanaman. Hama seperti belalang, kutu daun, dan berbagai penyakit jamur berkembang biak lebih cepat di suhu yang lebih hangat dan kondisi yang lebih lembab. 

Tanpa tindakan pencegahan dan pengendalian yang efektif, serangan ini dapat menghancurkan tanaman dan mengurangi hasil panen secara signifikan.

Teknologi Pertanian yang Ramah Lingkungan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun