Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Eksplorasi Planet Terlarang

2 Mei 2024   16:45 Diperbarui: 2 Mei 2024   16:46 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Dokumentasi Pribadi)

Akhirnya, mereka tiba di sebuah lembah tersembunyi di tengah hutan, di mana mereka menemukan sesuatu yang jauh lebih besar dari yang mereka duga.

Di tengah lembah itu terdapat bangunan-bangunan kuno yang terbuat dari batu besar. Bangunan-bangunan itu terlihat seperti reruntuhan dari peradaban yang sudah lama lenyap.

"Ini luar biasa," kata Emily, mengamati bangunan-bangunan itu dengan penuh kagum.

"Mungkin inilah asal suara yang kita dengar kemarin," kata Marcus, mencoba membaca inskripsi-inskripsi yang tertera di dinding bangunan.

Maya memerintahkan timnya untuk memeriksa setiap sudut lembah, mencari tahu apakah ada petunjuk tentang siapa yang pernah tinggal di tempat itu dan mengapa mereka meninggalkannya.

Di salah satu bangunan, mereka menemukan ruangan yang penuh dengan artefak-artefak kuno. Di antara artefak-arteafak itu, mereka menemukan sebuah tablet yang tampaknya berisi catatan sejarah peradaban yang pernah ada di planet itu.

Setelah menganalisis tablet itu, mereka menemukan bahwa Proxima-9 dulunya adalah rumah bagi peradaban yang maju secara teknologi. Mereka memiliki teknologi yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan cahaya dan memanipulasi energi.

Namun, catatan itu juga mengungkapkan bahwa peradaban itu mengalami kehancuran tiba-tiba tanpa jejak. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada mereka, tetapi ada spekulasi bahwa mereka mungkin telah meninggalkan planet itu untuk mencari tempat baru untuk hidup.

"Sungguh tragis," kata Maya, membayangkan bagaimana peradaban itu harus meninggalkan rumah mereka tanpa harapan untuk kembali.

Mereka meninggalkan lembah dengan pengetahuan baru yang mereka peroleh, tetapi juga dengan pertanyaan yang belum terjawab. Siapa yang mengikuti mereka di hutan? Apakah itu sisa-sisa peradaban yang lenyap atau sesuatu yang lain?

Kembali ke kapal, Maya duduk di ruang komando, merenungkan semua yang telah mereka temui di Planet Terlarang ini. Dia tahu bahwa misi mereka belum berakhir dan masih banyak misteri yang harus dipecahkan di planet yang penuh dengan keajaiban dan bahaya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun