Mohon tunggu...
Agoeng Widodo
Agoeng Widodo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seseorang yang sedang belajar, dan sangat memimpikan Indonesia yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem karto raharjo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Air Terjun Riam Barajang, Riam Hanai dan Balai Adat Malaris

23 Januari 2014   15:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:32 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulau Kalimantan memang memiliki hutan alam yang luas sehingga tidak salah jika ada yang menyebutnya sebagai paru-paru dunia. Selain sebagai paru-paru dunia, hutan tropis Kalimantan juga merupakan habitat berbagai flora dan fauna yang cantik, menarik, bahkan ada beberapa yang tergolong langka. Hutan Kalimantan juga menawarkan panorama alam yang indah yang tak bosan untuk selalu dikunjungi. Seperti di Loksado misalnya. Keindahan hutan alam yang membungkus pegunungan Meratus dengan aliran sungai yang mengular menjadi sebuah pemandangan yang akan selalu membuat kita berdecak kagum. Air terjun Haratai, air panas Tanuhi, dan air terjun Kilat Api hanya bagian kecil dari keindahan alam Loksado. Masih banyak spot lain yang bisa kita nikmati keindahannya, di antaranya air terjun Riam Barajang, air terjun Riam Hanai, atau mengenal kehidupan dan budaya masyarakat Dayak Meratus di Balai Adat Malaris.

[caption id="attachment_291576" align="aligncenter" width="448" caption="Air terjun Riam Barajang Loksado (dok. pribadi)"][/caption]

Air terjun Riam Barajang, Riam Hanai, dan Balai Adat Malaris berada di desa LokLahung Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalsel. Medan yang kita lalui untuk mencapai ketiganya juga lumayan bagus (hanya bisa menggunakan kendaraan roda 2). Setelah melewati Pos Informasi (lokasi awal bamboo rafting) terus menyusuri perkampungan dan ladang penduduk (termasuk Balai Adat Malaris), serta melintasi beberapa buah jembatan gantung maka sampailah kita di air terjun Riam Barajang. Sebuah papan nama sederhana menjadi satu-satunya informasi yang ada di sini.

[caption id="attachment_291577" align="aligncenter" width="448" caption="Papan nama di Riam Barajang Loksado (dok. pribadi)"]

13904557171762610243
13904557171762610243
[/caption]

Air terjun Riam Barajang merupakan sebuah air yang mengalir pada bebatuan seperti bekas bendungan. Hal ini bisa dilihat dari adanya semacam pilar beton yang ada di dekat air terjun. Ketinggian air terjun Riam Barajang memang tak seberapa, tetapi debit airnya lumayan besar sehingga dari kejauhan nampak seperti gumpalan kapas yang putih karena kejernihan airnya. Dibagian bawah air terjun membentuk sebuah kolam yang dikelilingi oleh bebatuan sungai sehingga cocok untuk dijadikan tempat berenang. Sayangnya air terjun ini belum digarap secara maksimal oleh pemda setempat sehingga masih sangat alami dan kita tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar retribusi untuk menikmati keindahannya.

[caption id="attachment_291579" align="aligncenter" width="448" caption="semacam pilar beton tak jauh dari air terjun Riam Barajang (dok. pribadi)"]

1390455918216859029
1390455918216859029
[/caption]

Tak jauh dari air terjun ini, (sekitar lebih kurang 150 meter) terdapat sebuah air terjun yang tak kalah indahnya, yakni air terjun Riam Hanai. Kita cukup berjalan kaki melewati jalan setapak yang membelah rimba. Hanya diperlukan waktu beberapa menit kita sudah sampai pada sebuah sungai yang berarus deras, dengan hiasan bebatuan berbagai ukuran. Diujung sungai sana nampak sebuah air terjun yang deras dan indah. Itulah air terjun Riam Hanai.

[caption id="attachment_291581" align="aligncenter" width="448" caption="Hanya 150 meter lagi (dok. pribadi)"]

1390456212515606958
1390456212515606958
[/caption] [caption id="attachment_291580" align="aligncenter" width="448" caption="Aliran sungai dihiasi bebatuan (dok. pribadi)"]
1390456036319348707
1390456036319348707
[/caption] [caption id="attachment_291582" align="aligncenter" width="448" caption="Dan sebuah air terjun Riam Hanai tersembunyi disana (dok. pribadi)"]
13904562691476179176
13904562691476179176
[/caption]

Air terjun setinggi lebih kurang 4 meter ini memiliki debit air yang cukup besar sehingga alirannya juga sangat deras. Terlebih pada ujung air terjun langsung menghantam dinding batu sehingga dari kejauhan air terjun ini nampak seperti berkelok. Bagi yang memiliki nyali anda bisa berenang dan bermain air di kolam yang terdapat dibawah air terjun, atau hanya bermain air dialiran sungainya yang berariak, atau hanya sekedar berfoto-foto saja juga boleh. Apapun kegiatan yang anda lakukan akan terasa mengasikkan karena didukung suasana yang sunyi dan pesona alam yang indah.

[caption id="attachment_291584" align="aligncenter" width="448" caption="Siapa berani berenang di Riam Hanai? (dok. pribadi)"]

13904586581538160644
13904586581538160644
[/caption]

Puas bermain air dan berfoto-foto di 2 buah air terjun sekaligus, saatnya kita pulang. Tapi tunggu dulu, sebelum benar-benar pulang ke rumah ada baiknya kita mampir di Balai Adat Malaris untuk mengetahui budaya dan kearifan local penduduk Dayak Meratus. Balai adat Malaris berupa sebuah Lamin (sebutan untuk rumah adat Kalimantan) dengan ciri khas berupa rumah panggung yang memanjang. Kesederhanaan nampak terlihat dari dinding balai yang terbuat dari anyaman bambu. Pada halaman depan terdapat sebuah papan nama, dan beberapa kulit kayu manis dibagian pinggirnya. Seorang pemuda warga setempat dengan sangat ramah menemani kami (sekaligus pusat informasi) memasuki balai adat tersebut.

[caption id="attachment_291589" align="aligncenter" width="448" caption="Papan nama di depan balai adat malaris (dok. pribadi)"]

1390460170871338869
1390460170871338869
[/caption] [caption id="attachment_291590" align="aligncenter" width="448" caption="sebagian halaman digunakan untuk menjemur kulit kayu manis (dok. pribadi)"]
13904602351400432886
13904602351400432886
[/caption] [caption id="attachment_291591" align="aligncenter" width="448" caption="Dinding balai dari anyaman bambu (dok. pribadi)"]
13904602951432417862
13904602951432417862
[/caption]

Bagian dalam balai berupa kamar-kamar di bagian tepinya, dan ruangan yang luas di bagian tengahnya. Ada sedikitnya 40 kamar dalam Balai Adat Malaris, hal ini sesuai dengan jumlah kepala keluarga yang ada. Bagian tengah balai yang berupa ruangan luas digunakan untuk menyimpan beberapa perlengkapan upacara adat, ayunan anak-anak, dan kursi duduk serta tempat penyimpanan kulit kayu manis yang sudah kering. Salah satu upacara adat yang terkenal disini yakni Aruh Ganal (pesta/acara besar).

[caption id="attachment_291597" align="aligncenter" width="448" caption="Beberapa peralatan upacara adat (dok. pribadi)"]

13904607141524831398
13904607141524831398
[/caption] [caption id="attachment_291598" align="aligncenter" width="448" caption="salah satu kursi yang ada di balai adat (dok. pribadi)"]
13904608251680641762
13904608251680641762
[/caption] [caption id="attachment_291599" align="aligncenter" width="448" caption="ayunan sederhana (dok. pribadi)"]
1390460871992186970
1390460871992186970
[/caption]

Aruh Ganal merupakan upacara adat masyarakat Dayak Meratus seusai panen raya (biasanya jatuh pada bulan September). Adapun acara ini merupakan perwujudan dari bentuk rasa syukur masyarakat setempat kepada roh leluhur penjaga alam atas hasil panen yang berlimpah. Selama acara berlangsung (bisa 5, 7, atau 12 hari) semua warga tinggal dibalai adat, dan hanya pulang ke rumah jika ada sesuatu yang bersifat mendesak. Sayangnya kami datang bukan pada saat aruh ganal berlangsung, sehingga kami hanya bisa menyaksikannya melalui beberapa foto yang dipajang didalam balai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun