[caption id="attachment_332122" align="aligncenter" width="448" caption="Cantiknya Pesona Candi Indonesia (dok. pribadi)"][/caption]
Jauh sebelum bergabung dengan blog keroyokan bernama Kompasiana, saya hanya sebatas pembaca saja. Nyaris setiap hari saya membaca semua artikel di kanal wisata yang ditulis langsung oleh para warga (citizen journalism) yang telah tergabung sebagai Kompasianer. Saya memang menyukai dunia pariwisata, entah itu wisata sejarah, budaya, wisata alam, wisata religi, dan terlebih wisata kuliner. Melalui kanal wisata di Kompasiana, saya menjadi lebih tahu tentang berbagai obyek pariwisata di Indonesia bahkan mancanegara. Sampai akhirnya pada tanggal 09 Maret 2010 saya resmi bergabung dengan rumah besar Kompasiana dengan tujuan turut andil dalam mempromosikan potensi pariwisata di Indonesia.
[caption id="attachment_332122" align="aligncenter" width="448" caption="Cantiknya Pesona Candi Indonesia (dok. pribadi)"]
Sebagai masyarakat awam yang baru masuk di dunia tulis menulis, awalnya saya hanya menulis soal kuliner yang ada disekitar, berlanjut dengan beberapa obyek wisata di daerah saya tinggal. Memang butuh jam terbang yang tinggi agar tulisan kita bagus dan bisa diterima masyarakat luas. Ibarat mata pisau, semakin sering diasah maka akan semakin tajam. Terbukti dari sekian tulisan yang saya posting, baru pada tanggal 17 Juni 2011 (atau butuh lebih dari satu tahun belajar menulis) sebuah postingan saya yang berjudul Lereng Barat Gunung Lawu, dan dibaca oleh 830 orang. Rasa bahagia yang tak terkira benar-benar memenuhi rongga dada saya, karena proses belajar saya ternyata tidak sia-sia. Dari situlah saya lantas tertantang untuk menulis semua perjalanan saya ke berbagai obyek wisata baik yang di Pulau Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan agar bisa dinikmati atau mungkin bisa dijadikan referensi pembaca kompasiana untuk mengatur rencana liburannya.
[caption id="attachment_332124" align="aligncenter" width="448" caption="Pesona alam Indonesia (dok. pribadi)"]
Meski sempat beberapa kali HL setelahnya, namun orientasi saya sebenarnya justru bagaimana saya bisa menampilkan tulisan yang bagus, disertai dengan foto-foto yang menarik, sehingga banyak dibaca oleh kompasianer lain. Karena tulisan yang banyak dibaca belum tentu bisa nangkring di HL. Namun meskipun tidak HL saya merasa apa yang ingin saya sampaikan kepada pembaca telah tepat sasaran jika tulisan tersebut banyak dibacaoleh kompasianer lain.
[caption id="attachment_332135" align="aligncenter" width="448" caption="Keindahan perut bumi Indonesia (dok. pribadi)"]
Berbagai keindahan obyek wisata yang pernah saya kunjungipun saya bagi di sini, mulai dari keunikan, keindahan, dan kemistik-an candi-candi penuh sejarah peninggalan masa lalu seperti candi Cetho, Borobudur, candi Surowono, candi Sukuh, Penataran, hingga candi Tegowangi. Keindahan pantai-pantai semacam pantai Kemala, Segarasari, Parangtritis,Kukup, Drini, Tanjung Jumlay, pantai Lamaru, Ngrenehan, Ngobaran, Losari, pantai Melawai Serta kesejukan dan segarnya air terjun seperti air terjun Endog, Grojogan Sewu, Jumog, Sri Gethuk, air terjun Gunung Rambutan, Bantimurung hingga beberapa air terjun di pedalaman Suku Dayak Gunung Meratus seperti Haratai, Kilat Api, Riam Hanai dan Riam Barajang di daerah Loksado Kalimantan Selatan.
[caption id="attachment_332127" align="aligncenter" width="448" caption="Indahnya pantai Indonesia (dok. pribadi)"]
Pesona serta keindahan wisata lain yang pernah saya bagi yakni Bukit Bangkirai, Simpang Lima Gumul, Taman Sari, telaga Sarangan, hutan mangrove Margomulyo, air panas Tanuhi, taman Bekapai, goa Losan dan Batu benada, goa Rancang Kencono, kampung atas air, candi modern dan patung budha tidur, dan goa Batu Bantimurungserta taman Bale Kambang. Fenomena alam semisal munculnya Anak Gunung Kelud, serta kawah lumpur Bledug Kuwu pernah saya promosikan di Kompasiana ini.
[caption id="attachment_332128" align="aligncenter" width="448" caption="Berbagai icon kota di Indonesia (dok. pribadi)"]
Selain menikmati pesona keindahan wisata dibeberapa daerah di Indonesia, beberapa wisata edukasi dan religi juga pernah saya bagi, diantaranya dengan mengunjungi museum Nasional (museum Gajah), museum Danar Hadi, museum Wayang, museum Fatahillah, museum tertua di Indonesia (Radya Pustaka), museum Keraton Surakarta, museum Kareta Keraton Yogyakarta, dan museum manusia purba Sangiran. Agar tidak lupa dengan sejarah bangsa Indonesia, saya juga pernah mengunjungi makam mantan presiden RI yakni Soekarno di Astono Mulyo dan Soeharto di Astana Giribangun.
[caption id="attachment_332129" align="aligncenter" width="448" caption="museum tempat wisata edukasi (dok. pribadi)"]