Mohon tunggu...
Genoveva Tersiandini
Genoveva Tersiandini Mohon Tunggu... Lainnya - penggemar wisata dan kuliner

Pensiunan pengajar di sebuah sekolah internasional.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sejenak Mampir di Osaka

5 Agustus 2023   22:18 Diperbarui: 5 Agustus 2023   22:56 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pun memesan satu porsi karena teman saya urung untuk makan. Pelayan datang kembali dengan sayuran yang mayoritas terdiri dari kol di dalam mangkuk. Wah ... kol bukan sayur favorit saya, tapi ini adalah salah satu bahan utama makanan ini dan apa lacur saya sudah memesannya. Pelayan kemudian memasaknya untuk saya di meja kami. Tampilannya seperti phuyunghai. Telurnya diaduk bersama sayuran dan seafood di dalam mangkuk lalu digoreng  di pan di meja kami. Pelayan kemudian menunjukkan tulisan yang menyebutkan dia akan kembali lagi sekitar 15 menit ... wah lama sekali makanan ini matang. Perut ini sudah bernyanyi. Akhirnya pelayan kembali dan mengatakan makanannya sudah matang.  Dia lalu memberi saus barbecue sebagai topping. Ketika dia akan menambahkan mayonnaise saya menolak. Setelah menambahkan ikan kering (semacam abon), saya dipersilakan makan. 

Okonomiyaki (foto: dok pribadi)
Okonomiyaki (foto: dok pribadi)

Suapan pertama ... yuck ... ngga suka. Saus barbecue yang membuat rasa makanan ini jadi tidak enak (bagi saya). Saya mencoba bagian yang tidak terkena saus dan rasanya okay lah, setidaknya masih bisa diterima perut. Saya harus konsekuen dengan pilihan saya jadi dengan terpaksa makanan itu saya habiskan (setelah berusaha untuk menyingkirkan semua saus barbecue yang ada di atas makanan itu). Selesai makan kami segera pergi ke family mart yang ada di depan hotel dan saya pun membeli yogurt untuk menghilangkan rasa tak enak yang masih tertinggal di mulut akibat okonomiyaki. Saya pun kemudian mengirim pesan via WA kepada teman Jepang saya dan menceritakan pengalaman saya mencicipi okonomiyaki. Dia kemudian mengatakan jika tidak suka okonomiyaki maka saya pasti juga tidak akan suka takoyaki karena rasanya mirip. Kedua makanan tersebut langsung saya coret dari daftar makanan yang perlu dicoba. 😀

Hari itu cukup melelahkan jadi kami kemudian kembali ke kamar untuk membersihkan diri dan beristirahat sambil menikmati pemandangan sebagian osaka di waktu malam dari kamar hotel kami. Esok hari kami akan berpetualang lagi. Sampai cerita berikutnya. 

Pemandangan di malam hari (foto: dok pribadi)
Pemandangan di malam hari (foto: dok pribadi)

gmt04/08/23

sumber foto: dok pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun