Sudah lama sekali saya ingin berkunjung ke Banyuwangi. Namun, keinginan tersebut baru terlaksana pada bulan Juli tahun 2019. Perjalanan tersebut dapat dibilang tanpa perencanaan karena cukup mendadak. Saat saya mengajak seorang teman masa SMA dulu dia langsung mengiyakan dan kami langsung memesan tiket dan hotel. Saya mencari tempat-tempat yang akan dikunjungi, sementara dia mencari tempat-tempat makan yang bisa dikunjungi nantinya.
Hari yang kami sepakati pun tiba, kami sengaja mengambil penerbangan pertama pada pagi hari supaya kami bisa memanfaatkan waktu kami yang terbatas saat di Banyuwangi. Tiba di Banyuwangi masih pagi dan kami sudah ditunggu oleh pemandu yang juga menjadi pengemudi kami yang akan mengantar kami saat di Banyuwangi. Bandara  Internasional Banyuwangi cukup memukau saya. Bentuk bangunan maupun konsep yang diusungnya. Sebelum naik ke mobil sewaan, kami sempatkan untuk melihat-lihat bandara tersebut. Kolam ikannya juga menawan. Toilet-nya pun bersih.
Setelah puas dan mengambil beberapa foto, kami mulai perjalanan kami di Banyuwangi. Tujuan pertama kami adalah sarapan. Kami dibawa ke sebuah warung makan yang menyuguhkan pecel rawon. Letaknya tidak jauh dari bandara dan saat tiba di sana, warung tersebut sudah ramai pengunjung yang ternyata adalah orang-orang yang kami jumpai di bandara. Rupanya mereka pun akan sarapan di situ.Â
Pecel Rawon adalah salah satu makanan khas yang disajikan. Begitu mendengar namanya, saya langsung tidak tertarik karena membayangkan pecel yang dicampur dengan rawon apalagi untuk sarapan.
Di warung tersebut saya hanya memesan rawonnya saja tanpa nasi maupun pecel karena memang saya tidak terbiasa makan nasi apalagi dicampur pecel untuk sarapan.
Maklum saya termasuk jenis 'codot' yang hanya makan buah atau telur untuk sarapan. Perut ini bisa berontak kalau saya paksa memasukkan nasi ke dalamnya. Â Sementara teman saya tidak masalah dengan sarapan nasi dan sangat menyukai makanan khas Banyuwangi tersebut dan menurutnya rasanya enak.Â
Selesai sarapan, kami meneruskan perjalanan menuju Taman Nasional Baluran. Di perjalanan kami menyempatkan diri berhenti sejenak untuk foto-foto di tepi laut tidak jauh dari pelabuhan Ketapang. Airnya biru dan pemandangannya indah sekali. Kami bisa melihat pulau Bali di kejauhan. Kami benar-benar memanfaatkan waktu yang ada karena kami hanya akan berada di sana selama tiga hari saja.
Dari sana kami melanjutkan perjalanan memasuki hutan taman nasional. Kami memasuki kawasan hutan hijau. Ah sejuk rasanya.
Tentu saja kami tak lupa untuk berhenti dan mendokumentasi momen-momen yang langka dan indah ini. Setiap ada spot yang menarik, pasti kami minta pemandu kami untuk berhenti dan mengambil foto. Maklum ... kalau belum foto belum afdol rasanya :)