Hari kedua di Seoul saya harus bangun cukup pagi karena saya akan mengikuti rombongan tour pergi mengunjungi Mt Seorak dan Naksansa Temple. Pagi itu saya meninggalkan penginapan sekitar pukul enam menuju point pertemuan di depan stasiun MRT di Myeongdong.Â
Jarak dari tempat saya menginap sangat dekat dan udara juga masih cukup dingin jadi nyaman saja untuk saya. Tiba di tempat pertemuan, saya melihat sudah ada beberapa orang di situ. Setelah bertanya ke beberapa tour leader yang ada di sana, saya pun menemukan rombongan yang akan menuju tempat yang sama.
Setelah menunggu beberapa saat, tour leader mulai mengabsen kami dan mencocokkan dengan daftar nama yang dimilikinya. Kami lalu berbaris menuju bus yang akan membawa kami ke tempat tujuan. Saya bertemu dengan seorang turis dari Belanda. Karena kami sama-sama pergi sendirian, akhirnya kami berteman dan duduk bersebelahan di dalam bus.Â
Perjalanan ke Mt Seorak memakan waktu sekitar satu jam dan pemandangannya menarik. Bus melewati perbukitan dan beberapa terowong yang untuk saya terlihat kokoh dan menakjubkan.Â
Setelah melewati beberapa terowongan dan perbukitan, tibalah bus kami di parkiran Mt Seorak. Cukup banyak pengunjung pada hari itu. Saya melihat beberapa bus pariwisata parkir di sana.
Kami pun turun dari bus. Â Ada beberapa jalur yang ditawarkan, namun waktu yang disediakan tidaklah banyak. Setelah berdiskusi sejenak dengan teman Belanda saya tentang rute yang akan kami ambil, akhirnya kami putuskan untuk mencoba rute yang paling mudah, lalu setelah itu kita lihat lagi akan lanjut ke mana karena waktu yang sangat terbatas.Â
Kami kemudian masuk ke pintu masuk untuk membeli tiket calbe car untuk menuju Gwongeumseong Fortress. Pemandangannya indah sekali. Cable car berhenti di stasiun cable car dan dari situ kami masih harus mendaki untuk bisa sampai ke puncak Gwongeumseong Fortress.Â
Pendakian dapat dibilang mudah. Pemandangan di puncak Gwongeumseong Fortress sangat indah, sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata. Bahkan foto pun tidak dapat mengalahkan apa yang kita lihat secara nyata. Pemandangan 360 derajat dapat kita nikmati
Di perjalanan kami menemukan patung Buddha di Shinheungsa Temple. Kami memasuki temple dan melihat-lihat bangunan di situ. Dari sana kami meneruskan perjalanan hingga masuk ke dalam hutan.Â
Sebenarnya kami tidak yakin akan sampai di mana, tapi kami berjalan terus dan bertamu dengan beberapa turis yang juga melakukan trekking, juga beberapa orang lokal yang umumnya terdiri dari orang-orang yang sudah cukup tua. Rupanya mereka memang suka trekking di sana.