PLBN Aruk berada  di Desa Sebunga, Kecamatan Sajingan besar, kabupaten Sambas. PLBN Aruk  dapat ditempuh kurang lebih 6-7 jam dari kota Pontianak. PLBN Aruk menjadi gerbang percepatan pembangunan ekonomi baru wilayah perbatasan  pengawasan lalu lintas orang dan barang. PLBN Aruk berdiri di atas 13 ha terdiri dari zona inti 8,5 ha  dan  zona penunjang 4,5 ha. Zona inti merupakan zona untuk pelayanan dan pengawasan objek pelintas batas dan mengembangkan program dalam bentuk kerja sama perdagangan Indonesia dan Malaysia. Zona penunjang dimanfaatkan sebagai kegiatan ekonomi khusus untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
      Dengan di resmikannya PLBN Aruk  pada 17 Maret 2016, telah membuka desa Sebunga menjadi destinasi wisata perbatasan yang menarik banyak orang untuk berkunjung, baik untuk masuk ke negara Malaysia ataupun hanya sekedar menikmati PLBN Aruk yang sangat indah. Hal ini tentu saja menjadi peluang bagi pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk meningkatkan perekonomian mereka. Pasar Belampar merupakan inovasi dari pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Sebunga. Adapun tujuan dari pelaksanaan inovasi daerah Salam Tasbara atau Pasar Belampar  di lintas batas negara yaitu:
- Menjaga kedaulatan NKRI dengan penggunaan mata uang rupiah
- Memperkuat bargaining poostion pedagang Indonesia
- Meningkatkan aktivitas ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan kab sambas
- Mendukung pemerintah pusatdalam pemulihan ekonomi  masyarakat di daerah perbatasan ( Dinas Kominfo Kabupaten Sambas, 2022)
Keberadaan pasar Belampar karena adanya permasalahan yang terjadi di perbatasan negara yaitu penggunaan mata uang ringgit yang masih mendominasi di batas negara. Dalam  aktivitas perdagangan lintas batas, pedagang Malaysia sering mendominasi untuk penetuan harga untuk membayar dengan sistem barter barang dengan omzet tidak terukur.  Dengan adanya tasbara dapat memutus monopoli harga dan sistem barter oleh pembeli dan pedagang Malaysia.
Sebelum berubahnya status lintas batas Aruk dari PLB menjadi PLBN aktivitas ekonomi di wilayah perbatasan cenderung stagnan dan lesu namun dengan adanya pasar berlampar telah membuka lapangan  pekerjaan baru. Pasar Berlampar  beroperasi setiap hatri sabtu dan minggu. Pasar Berlampar menjadi destinasi wisata belanja yang di harapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di lintas batas PLBN Aruk. Dengan menawarkan harga yang wajar dan pilihan  barang yang beragam dapat menarik banyak orang yang datang dan bertransaksi di pasar Belampar. Selain itu jarak yang lebih dekat dengan pemukiman masyarakat menjadikan pasar Belampar menjadi pusat aktivitas jual beli barang dan jasa yang sangat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat.
Lain ladang lain belalang, lain Aruk lain pula Biawak yang berada di sisi Malaysia. Berbeda dengan kemegahan PLBN aruk yang memiliki Plaza yang dilengkapi dengan Wisma, Tempat ibadah hingga Pujasera, Biawak ICQS hanya terdiri atas bangunan sederhana. Dengan dominan warna hijau, sekilas bangunan ini nampak seperti Tebedu ICQS. Berbeda dengan PLBN Aruk dimana proses imigrasi dilakukan di dalam gedung, di Biawak ICQS proses imigrasi dilakukan di luar ruangan. Antrian dilakukan di luar ruangan berdampingan dengan jalur mobil yang akan lewat. Jarak antara bangunan PLBN Aruk dengan bangunan Biawak ICQS kurang lebih 1,2 km. Selepas pemeriksaan imigrasi di PLBN Aruk, jika tidak membawa mobil sendiri sudah ada shuttle bus yang menunggu di pintu keluar. Uniknya, shuttle bus ini merupakan unit usaha Bumdes Desa Jagoi. Perbatasan antara Indonesia ditandai dengan gerbang yang cukup megah, yang menandakan bahwa inilah pintu gerbang Indonesia. Sedangkan di sisi malaysia, batas hanya berbentuk pagar. Selepas menyebrang ke Malaysia, kondisi kontras terlihat di Biawak yang nampak lebih sepi. Hanya terdapat satu warung makan yang buka selepas keluar dari kompleks Biawak ICQS. Kedai itu pun hanya menjadi tempat transit sekejap karena hanya menjual minuman dan beberapa barang sehari-hari yang dapat dihitung jumlahnya. Jalan akses dari Biawak ICQS menuju akses utama ke Kuching memang mulus namun lebih sempit dibandingkan jalan akses dari Aruk ke Sambas yang cukup lebar. Jalan akses Biawak ini seperti layaknya jalan di perdesaan, di mana satu-dua rumah yang berjauhan. Kurang lebih 800 meter dari Biawak ICQS terdapat Pusat Penjaja Sempadan Biawak. Bangunanya lebih sederhana dibandingkan dengan Plaza PLBN Aruk dan lokasi sedikit tertutup dari jalan. Penulis terlewat untuk mampir ke lokasi ini, selain itu tempatnya sepi sehingga tidak mampir kesana. Aruk memang masih sunyi, namun seiiring dengan perkembangan infrastruktur yang ada. Aruk dapat menjadi daya tarik wisata, terutama wisatawan Malaysia sebagai pintu gerbang eksplorasi keindahan alam Sambas bagian utara.
Penulis : Amdan, Rusdiman, Umi Yeni L, GM. Pangastomo
Mahasiswa, Prodi Magister Ilmu Ekonomi, Universitas Tanjungpura