Namanya belum banyak dikenal orang, namun PLBN Jagoi Babang yang mulai dibangun tahun 2020 menjadi salah satu halaman depan Republik Indonesia yang cukup cantik. Dengan luas 16,7 ha, yang terbagi menjadi 2 zona, yaitu : Â Zona Inti dan Zona Penunjang, PLBN ini menggantikan pos lintas batas sebelumnya yang lebih sederhana. Tampak megah dengan arsitektur tradisional khas dayak. Sampai saat ini proyek masih berlangsung seperti pembangunan jalan dari gedung PLBN hingga gerbang perbatasan dengan wilayah Malaysia, pembangunan gerbang atau pagar pembatas masih belum terlihat. PLBN ini belum diresmikan dan masih menunggu penyelesaian pembangunan yang sudah mencapai 99%.
PLBN Jagoi Babang terletak di Desa Jagoi, Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang. Bangunan terpadu PLBN ini terletak kurang lebih 1 km dari lokasi pos lintas batas lama yang nampak sangat sederhana. PLBN yang mulai dibangun November 2020 ini, bangunan intinya mengadopsi arsitektur rumah panjang suku dayak dengan sentuhan warna merah bata yang cukup kental. Berbeda dengan Perbatasan Entikong dan Tebedu yang seolah-olah berhadap-hadapan, untuk mencapai garis batas dengan Malaysia, kita harus menempuh jarak kurang lebih 1 km dari gedung PLBN. Bagaikan cinta bertepuk sebelah tangan, megahnya PLBN Jagoi Babang sangat kontras dengan perbatasan Serikin. Pada  perbatasan Serikin tidak dijumpai bangunan apa pun selain warung gubug kayu dengan beberapa tukang ojek malaysia yang menunggu membawa penumpang Indonesia ke Serikin.Â
Beberapa hal yang menandakan wilayah tersebut adalah batas suatu negara adalah adanya plang papan nama yang bertuliskan Sempadan Indonesia-Malaysia dan sebaliknya Sempadan Malaysia-Indonesia pada sisi sebaliknya. Tidak jauh dari plang tersebut terdapat patok batas negara milik Indonesia berjarak sekitar beberapa meter terdapat patok batas milik Malaysia. Apakah benar-benar tidak ada petugas yang berwenang di daerah tersebut?Â
Secara kasat mata bangunan PLB layaknya Jagoi Babang tidak ada, beberapa ratus meter masuk ke Malaysia terdapat markas tentara namun kantor imigrasi letaknya di Serikin yang jaraknya 4 km dari perbatasan. Setiap minggu 100-150 orang melintas, jumlah pelintas paling banyak di hari Sabtu dan Minggu karena di Serikin, Sarawak terdapat pasar akhir pekan yang menarik penjual Indonesia untuk menjajakan barang dagangan di pasar tersebut.
Pasar Akhir Pekan Serikin (Serikin Weekend Market) terletak di Desa Serikin, sebuah desa bidayuh kecil yang terletak di Distrik Bau, Bagian Kuching (jika di Indonesia mungkin setara dengan kabupaten/kota). Jaraknya yang hanya 80 km dari Kota Kuching (Ibukota Negara Bagian Sarawak) dan dengan akses jalan yang cukup bagus membuat desa kecil ini mudah dijangkau. Jika dibandingkan, Jagoi Babang berjarak 110 km dari ibukota kabupaten di Bengkayang dan 270 km dari Pontianak, Ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Dengan kondisi jalan yang tidak selalu mulus dan lebar waktu tempuh dari masing-masing perbatasan menuju ibukota masing-masing provinsi/negara bagian tampak jauh berbeda. Jagoi Babang terasa lebih dekat dengan Kuching dibandingkan dengan Pontianak. Belum ada jalan mobil resmi yang menghubungkan Jagoi Babang dengan Serikin. Jalan beton hayan tersedia dari PLBN hingga garis sempadan Indonesia, selebihnya di sisi Malaysia adalah jalan kecil. Penduduk Indonesia yang hendak berjualan ke Serikin harus menggunakan ojek yang disediakan Warga Malaysia seharga RM 20 sekali jalan untuk menuju Pasar Serikin yang jaraknya kurang lebih 5 km dari perbatasan.