Mohon tunggu...
korda gmni jatim
korda gmni jatim Mohon Tunggu... -

Ketua KORDA GMNI JATIM 2014-2016 M. Ali Shodikin SHI. MH

Selanjutnya

Tutup

Politik

Generasi Galau, di Hari Sumpah Pemuda

28 Oktober 2014   22:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:23 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Generasi galau merupakan sebuah ungkapan yang secara terminologi melekat pada generasi muda bangsa ini. Jiwa muda yang memiliki semangat membara jika dipercikkan api motivasi dan masa dimana seorang pemuda berada dalam tahap persiapan menuju kehidupan yang lebih jauh lagi.

Galau sendiri memiliki arti suatu perasaan yang membuat seseorang merasakan kebimbangan yang luar biasa sehingga mempengaruhi pikiran orang tersebut. Kata galau sering digunakan untuk menggambarkan perasaan tak menentu yang dikerenakan sesuatu, bisa cinta, persahabatan, masalah kehidupanya maupun masalah yang sedang menimpa bangsa ini.

Galau memang sulit dihilangkan karena itu murni sikap yang muncul dari hati dan perasaan seseorang. Tetapi tidak ada salahnya menanggapi fenomena galau dengan bijak.Bagi penulis perasaan galau bisa dimaknai sebagai sebuah dorongan motivasi untuk merubah kondisi agar bisa lebih baik sebab rasah galu sesunggunya sebuah ekspresi diri yang tidak menerima fakta kondisi yang ada.

SOEKARNO DAN GAJAH MADA JUGA GALAU

Begitu banyak generasi mudah memiliki perasaan galau terhadap bangsanya, maka merekalah yang nantinya akan melakukan sebuah perubahan besar seperti hanya yang dulu dilakukan oleh Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara

Pengabdiannya kepada raja tidak pernah dijadikan ukuran untuk naik pangkat dan merebut jabatan. Tetapi apa yang diperbuat adalah bagaimana khalayak umum (masyarakat) dapat menikmati kehidupan yang tentram dan nyaman. Sikap dan perilakunya yang jauh dari nilai transaksional, mengakibatkan banyak orang menaruh kepercayaan dan simpatik kepadanya.

Itulah kehebatan Gajah Mada dalam mengemban tugas dan tanggungjawabnya, baik tatkala masih menjadi prajurit, patih, hingga panglima perang.

Soekarno dengan jiwa Nasionalismenya mempersatukan bangsanya hinga mampu merebut kemerdekaan. Dengan dorongan merubah kondisi agar lebih baik sebagaimana yang di impikanya. “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno)

Tanggung jawab pemuda guna berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional, memuat mereka galau. Besarnya tanggung jawab yang harus diemban oleh pemuda, menjadikan generasi saat ini ingin segera move on atau bisa diartikan melupakan apa yang telah lalu dan menatap masa depan.

Saat ini bangsa Indonesia mempringati 86 tahun Sumpah Pemudayang dahulu di ikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928. Sumpah Pemuda menjadi sebuah catan sejarah bahwa, perjuangan bangsa Indonesia dengan keberanian melahirkan persatuan dan kesatuan bangsa. Makna yang dapat diambil dari peristiwa besar ini. Salah satu yang paling menonjol yaitu menguatnya nasionalisme di kalangan pemuda waktu itu.

Semangat nasionalisme telah mengilhami pemuda pada masa ini, hingga mereka mampu menjadi pilar penting dan berada pada garis terdepan dalam perjuangan merintis serta meraih kemerdekaan bangsa Indonesia.

Dengan spirit sumpah pemuada bangsa Indonesia harus mampu bangkit dari keterpurukannya. Kaum muda yang perannya sangat di tunggu-tunggu kini mulai nampak dalam kabinetkerja, pemerintahan Presiden Joko Widodo yang didominasi generasi muda yang memiliki semangat kerja.

Tanpa persatuan dan kesatuan, apapun yang dicita-citakan oleh republik ini, tidak akan berhasil. Untuk itu Sumpah Pemuda menjadi tonggak Penegas Persatuan bangsa Indonesia yang kemerdekaan.

M. ALI SHODIKIN SHI. MH

Ketua KORDA GMNI JATIM 2014-2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun