Akhir-akhir ini ditengah kondisi bangsa yang serba sulit seolah tidak ada solusi, masalah semakin bertambah dan semakin membebani rakyat, mulai persoalan pemakain toa di Masjid, penistaan agama, kelangkaan sembako, kelangkaan BBM dan masih banyak lagi. Persoalan-persolan ini seolah perkara kecil yang tak perlu dipikirkan dan tak perlu dicari solusinya. Pemerintah seolah menutup mata dan menganggap ini adalah sebuah persoalan sepele.
Persoalan Covid 19 yang selalu disampaikan sangat berbahaya dan telah banyak makan korban dan belum ditemukan obatnya, berbagai kebijakan dilaksanakan pemerintah untuk mengatasi penyebaran Covid 19 sehingga hal ini berdampak negatif bagi kebanyakan masyarakat dimana adanya pembatasan-pembatasan, mulai dari dilarang melakukan kegiatan dengan jumlah yang banyak dan  harus menjaga jarak.
Kebijakan ini berdampak kepada dunia usaha terkhusus UKM, sekolah dan universitas ditutup. Awalnya kebijakan ini sulit untuk diterima, tapi demi kesehatan mau tidak mau, suka tidak suka rakyat berusaha untuk dapat menerima dan membiasakan diri dengan kehidupan baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Persolan Covid 19 mengakibatkan munculnya pengangguran baru karena banyaknya perusahaan yang gulung tikar alias bangkrut. naiknya harga bahan pokok memaksa masyarakat untuk lebih berhemat dan memakai ikat pinggang yg lebih kencang, ternyata cara ini tidak efektif karena pendapatan tidak sebanding dengan pengeluaran.
Masyarakat tidak takut Covid lagi, masyarakat tidak peduli lagi dengan covid, demi harga sembako yang lebih murah masyarakat rela antri berjam-jam dan berdesak-desakan, anehnya pemerintah tidak berdaya membubarkan antrian ini dan tidak ada kedengaran lonjakan Covid 19 karena antrian sembako. Secara tersirat Covid 19 hanya mampu dilawan dengan kenaikan sembako terkhusus minyak goreng, ternyata sesederhana itu untuk menghilangkan Covid 19.
