Mohon tunggu...
Glory Tharob
Glory Tharob Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Sistem Informasi

Mahasiswa Asia Cyber University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuat-Lemahnya Soft Power, The Strengths and Weaknesses of Soft Power

24 Juli 2021   22:15 Diperbarui: 24 Juli 2021   22:15 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KUAT-LEMAHNYA SOFT POWER

(The Strengths and Weaknesses of Soft Power)

Glory R. L. P Tharob_Mahasiswa Universitas Siber Asia

(200101010048) Prodi Sistem Informasi

Dalam usaha menarik perhatian ataupun memberi pengaruh kepada suatu pihak, menampilkan daya tarik ataupun persuasi (strategi komunikasi) adalah salah satu solusinya. Hal ini dinamakan dengan Soft Power atau kekuatan yang atau secara lembut/lunak, yang diperkenalkan oleh seorang ahli dari Universitas Harvard Joseph Nye. Dan cara ini sudah digunakan dalam dunia politik antar negara maupun pihak lainnya. Meskipun terbukti memberikan hasil yang diinginkan, soft power tetap memiliki kekurangan yang perlu dilihat, begitu pula peluang dan ancamannya.

Sebagai contoh German, negara yang menerapkan Soft Power, berdasarkan laporan terakhir Global Soft Power Index, menduduki posisi pertama untuk Brand Finansial. Soft power memberikan relasi, pengaruh dan reputasi lewat cara yang terbilang lebih ringan dan halus juga meyakinkan. Dalam kepemimpinan, soft power selalu menjadi hal yang krusial. Kemampuan untuk menarik orang lain dan membuat mereka menginginkan apa yang kita inginkan. Setiap pemimpin yang terampil menyadari aspek menarik dari kredibilitas dan legitimasi dan memperhatikannya.

Bahkan diktator yang kejam telah menggunakan kombinasi rasa ingin tahu dan ketakutan untuk mendapatkan kekuasaan. Ketika seseorang menggunakan hard power, soft power selalu hadir untuk membantu mereka dalam mempertahankan hard power mereka untuk jangka waktu yang lebih lama. Soft power lebih efektif dalam hal durasi dan lebih unggul dalam hal efektivitas.

Meskipun demikan, masih ada pihak-pihak yang menentang soft power karena mereka percaya pada perintah dan kontrol aktif dengan cara yang berbeda. Daya tarik buatan, menurut mereka, tidak boleh dieksploitasi untuk mendapatkan otoritas. Sejumlah imitasi atau atraksi tidak sekuat hasil kebijakan, dan tidak selalu menghasilkan apa yang kita ingin audiens tanggapi.

Tentara, misalnya, sering meniru, membuat pencapaian efek yang diinginkan menjadi lebih sulit. Kita tidak akan selalu mendapatkan apa yang kita inginkan jika hanya mengandalkan daya tarik. Mereka percaya bahwa untuk mendapatkan pengaruh, kita harus memaksa orang untuk mengubah perilaku mereka melalui tes atau pembayaran. Soft power juga membutuhkan waktu lebih lama untuk bekerja.

Setelah mengetahui bagaimana kuat-lemahnya soft power itu, kita tinggal lihat berdasarkan perspektif kita masing-maing, bagaimana tindakan kedepannya apakah soft power perlu atau tidak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun