GURU YANG KOMPETEN DAN BERPRESTASI
Guru yang Kompeten
Guru yang memiliki rasa pengabdian yang tulus di dalam dirinya, maka ia telah memiliki modal terbesar untuk menjadi guru yang kompeten dan berprestasi. Guru Profesional menurut Suyatno (2008: 15 -- 17) adalah guru yang memiliki 4 bidang kompetensi, yaitu:
(1) Kompetensi Pedagogik meliputi kompetensi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan pembelajaran, pelaksanaan  pembelajaran, perancangan dan pelaksanaan evaluasi hasil belajar.
(2) Kompetensi Kepribadian meliputi kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap dan stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.Â
(3) Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan serta masyarakat sekitar.
(4) Kompetensi Profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap srtuktur dan metodologi keilmuan.
Â
Guru yang Berprestasi
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan tertinggi, Â dalam kaitannya dengan guru profesional, pencapaian sebagai "Guru Berprestasi" adalah salah satu bentuk aktualisasi diri (Sumber: Slavin, 2009). Kemampuan memenuhi kebutuhan aktualisasi diri ini akan mendatangkan rasa kebanggaan dan kebahagiaan yang sepantasnya mereka terima.Â
Aktualisasi diri guru profesional sebagai guru yang berprestasi akan nampak dalam perilakunya yang mensyukuri dan menerima keadaan dirinya sendiri dan juga orang lain, spontanitas, keterbukaan, hubungan akrab dengan orang lain tetapi tetap bersikap demokratis, kreatif, inovatif, memiliki sense of humor, dan kebebasan. Pada intinya, seorang guru berprestasi yang telah mampu memenuhi kebutuhan aktualisasi diri ini akan memiliki kesehatan yang prima secara psikologis. Oleh karena itu, bangga menjadi guru profesional yang berprestasi adalah hal sangat wajar, karena itu merupakan cermin kebahagiaan batin (psikologis).