Mohon tunggu...
Grant Gloria
Grant Gloria Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulis untuk berbagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Valentine di Fiksiana] Kala Kulihat Wajahmu

25 Februari 2017   21:21 Diperbarui: 25 Februari 2017   21:33 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata orang bijak, hubungan jarak jauh bisa berhasil asal ada komunikasi. "Yang penting ada komitmen dari kedua belah pihak; yakin bahwa hubungannya akan berjalan dengan baik, langgeng, dan aman-aman saja," katanya. Kata siapa? Kata Sang Bijaksana yang entah siapa itu.

Itulah yang mendasari hubunganku denganmu empat tahun yang lalu. Aku masih ingat pertemuan kita pertama kalinya. Waktu itu kita bertemu di sebuah pertemuan organisasi. Setelah bercerita panjang lebar, ternyata kamu adalah kakaknya teman seangkatan di kuliahku. Lalu kamu meminta nomor ponselku. Obrolan kitapun berlanjut hingga akhirnya kita jadian.

"Kamu mau kan jadi pacarku?" tanyamu di malam itu. Kamu spesial datang ke kotaku hanya untuk bertemu denganku, mengajakku makan malam, dan menyatakan perasaanmu. Padahal jarak tempat tinggalmu beratus kilometer jauhnya.

"Iya, Bang," jawabku sambil tersipu malu. Tentu saja aku tak menolakmu karena bagiku kau adalah pria yang baik. Walaupun kamu jadi anak kost di pulau seberang sana, kamu sangat telaten. Pernah suatu kali kamu membuatkanku masakan saat aku sakit. Waktu itu kamu masih tinggal di kota yang sama denganku dan kita belum jadian. Ketekunanmu membuatku luluh.

Ada perasaan sedih saat mengetahui kau dipindah-tugaskan ke kota seberang. Aku tak berharap kau bisa menjadi kekasihku karena kau tinggal di tempat yang jauh. Kupikir kau akan menemukan seseorang di sana dan melupakan aku. Ternyata dugaanku salah. Kau malah mengunjungiku dan mengambil cuti kerja. Siapa yang tega menolak kalau begitu?

"Janji, ya, kita akan saling menghubungi," katamu. Aku mengiyakan dengan anggukan kepala.

"Abang juga jangan bosan menghubungiku," kataku. Kaupun mengangguk-angguk tanda setuju.

Dua bulan berlalu, hubungan kita lancar-lancar saja. Kita saling berkirim foto; foto apapun mulai dari foto pemandangan, foto makanan, sampai foto wajah bangun tidur. Kadang-kadang kamu meneleponku menggunakan fitur video call. Komunikasi yang intens tidak membuatku merasa 'sendiri'. Istilah romantisnya: 'Walau tak ada kamu di sampingku, kamu akan selalu di hatiku.'

Memasuki bulan keenam, hubungan kita terasa hambar. Kamu sering sekali mengabaikan pesan dan teleponku. Alasanmu bejibun mulai dari tak ada pulsa, tak ada kuota, wifi macet, sampai sibuk urusan kantor. Apa dayaku yang masih kuliah saat itu? Aku ingin mengunjungimu namun rasanya sungkan untuk meminta uang pada orangtuaku.  Aku hanya berharap apa yang kau katakan itu benar. 

Teknologi yang canggih membuat informasi mudah didapat. Suatu ketika, aku iseng membuka akun media sosialku. Padahal biasanya aku sangat jarang masuk ke akun tersebut. Dari akun media sosialku, aku bisa melihat kau saling berkirim komentar dengan seorang perempuan. Perempuan itu memberi tanda suka di setiap status dan gambar yang kamu bagikan. Lalu, setelah aku mengecek akun perempuan itu, kamu juga melakukan hal yang sama dengan akunnya. Terselip kata-kata romantis dan panggilan sayang di kolom komentar kalian. Aku tak kenal siapa perempuan itu. Dari yang kulihat di bagian informasi akunnya, ia bukan berasal dari kotaku maupun kotamu.

Sakit rasanya hati ini. Aku kesal dan marah. Aku termakan api cemburu. Tanpa pikir panjang lagi, aku memutuskan hubungan kita melalui pesan singkat. Aku tak ingin mendengar penjelasan apapun darimu. Karenanya kublokir nomor ponsel dan akun media sosialmu supaya kau tak lagi menghubungiku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun