Mohon tunggu...
Grant Gloria
Grant Gloria Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menulis untuk berbagi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Apa di Rumah Tradisional Baba Ong Boen Tjit?

26 November 2017   22:21 Diperbarui: 27 November 2017   03:19 2291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ada Apa di Rumah Tradisional Baba Ong Boen Tjit?

Sumsel, lebih tepatnya Palembang, bakal punya satu lagi destinasi wisata: Rumah Tradisional Baba Ong Boen Tjit. Rumah salah satu pengusaha terkenal Palembang tempo dulu ini terletak di daerah 3-4 Ulu. Untuk menuju ke sana, wisatawan bisa naik perahu getek dari Benteng Kuto Besak. 

Perjalanan ke sana bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 5 menit. Untuk biaya sewa perahu sekitar Rp 10.000 per orang dengan jumlah orang dalam 1 perahu sekitar 10 orang. Dalam perjalanan menuju rumah tradisional tersebut, wisatawan bisa melihat-lihat pemandangan Sungai Musi dan Jembatan Ampera.

Hari ini, Minggu 26 November 2017, ada acara Pasar Baba Boentjit di lokasi tersebut. Selain untuk mempopulerkan rumah tradisional Baba Ong, kegiatan ini juga bertujuan untuk memperkenalkan berbagai macam makanan tradisional Palembang. Ada beberapa stan makanan yang menjual makanan seperti pempek, mi celor, kumbu, nastar daun, es kacang merah, dan lain-lain. Wisatawan yang datang pun dihibur oleh Tari Kreasi Khas Peranakan Palembang oleh Sanggar Tari Rumah Elok, Band MMKR dari UIN Raden Fatah Palembang, demo masak Pindang khas Sumsel oleh Chef Kukuh, jumpa artis Dinda Kirana, workshop kerajinan Nipah, dan games seru.

Begitu turun dari perahu, wisatawan disuguhi oleh pemandangan yang unik. Lahan luas di depan rumah Baba Ong Boen Tjit dihias dengan tampah warna-warni yang terbuat dari nipah. Yang paling keren adalah ayunannya. Orang-orang yang datang juga bisa duduk di kursi-kursi kecil yang disusun layaknya cafe outdoor. Pengunjung yang datang biasanya duduk-duduk sambil menikmati kuliner yang dijual oleh beberapa stan makanan. Walaupun cuaca panas, nampaknya semua orang tetap antusias datang ke acara Pasar Baba Boentjit ini. Teriknya matahari tidak menyurutkan semangat pengunjung. Mereka nampak oke-oke saja duduk di tengah panasnya mentari.

Karena acara ini untuk mempopulerkan rumah Baba Ong Boen Tjit, tentu saja tujuan utama para wisatawan adalah melihat-lihat apa yang ada di rumah tersebut. Tampak depan rumah tradisional Baba Ong Boen Tjit ini biasa saja namun unik  -rumah panggung bercat hijau yang ternyata di bawahnya ada sungai. Bagian dalam rumahnya keren banget! Banyak ukiran-ukiran dan perabotan kuno. Ada juga foto-foto zaman dahulu dan altar sembahyang. 

Menurut saya, akan lebih oke lagi jika ada papan petunjuk tentang sejarah rumah atau sejarah keluarga Baba Ong Boen Tjit dan fungsi dari ruangan-ruangannya. Lalu, karena di rumah ini banyak sekali tulisan-tulisan Mandarin, akan lebih baik jika ada petunjuk tentang arti dari setiap tulisan yang rata-rata digantung di dekat pintu itu. Kalau tampak depan rumah ini diperbaiki, tentunya juga akan lebih sip. 

Untuk lingkungan sekitarnya, lebih oke lagi jika sungainya dibersihkan. Karena, selain mengunjungi rumah tradisional Baba Ong Boen Tjit, wisatawan yang datang ke daerah ini juga bisa mengunjungi rumah di sekitarnya yang merupakan tempat kerajinan nipah. 

Acara yang diadakan oleh GenPI (Generasi Pesona Indonesia) Sumsel ini cukup menarik dan seru. Selain acara yang dikemas dengan apik, panitianya juga mengajak para pengunjung untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan. Tampak panitia menyediakan kantong plastik untuk tempat sampah di beberapa tempat. Lingkungan yang bersih tentunya bisa membuat pengunjung merasa nyaman dan betah berlama-lama di acara ini.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Ada Apa di Rumah Tradisional Baba Ong Boen Tjit?
Ada Apa di Rumah Tradisional Baba Ong Boen Tjit?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun