Ia berhenti tepat tiga meter di hadapanku, menatapku dengan bingung. "Kamu... yang pernah menyelamatkanku enam bulan lalu saat kapalku karam, kan?" tanyanya.
Aku menganggukkan kepala. "Kapten... Aku..."Â
Belum sempat kuselesaikan kalimatku, ia memotong, "Putri duyung, kenapa kau ada di sini? Tidakkah kau takut manusia akan menjaringmu dan menjadikanmu pajangan? Jangan menampakkan dirimu di sini lagi, oke? Berbahaya sekali! Cepatlah pergi!"
Aku membisu.Â
Itu artinya... kami tak akan bisa jadi sahabat, kan?Â
Itu artinya... aku harus melupakannya, kan?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!