Mohon tunggu...
Glmax_Soul
Glmax_Soul Mohon Tunggu... Insinyur - Peminat Riset Operasi

Suka Kho Ping Ho dan juga Kamu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami Bagaimana Pajak Karbon dari Puisi (1)

20 Juni 2024   10:09 Diperbarui: 20 Juni 2024   10:15 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Langit teduh cenderung mendung

para wibu pun berlalu lalang

berhembus semarak gejolak buruan nafas

pasutri... lansia juga dirinya

endurance pun kian memelas


Pada puisi itu terjadi pemadatan, kalo puisi itu "diperkosa" buahnya akan jatuh kedalam prosa.

Kalo lagi ada yang di gbk sekarang pasti bakal ketemu para wibu entah lagi event apa nih.

Puisi tadi ditrigger oleh stickernya Wendi "gasss!!!" dan atmosfer gbk yang sarat akan keringat juga udara segaaar.

Teori pendekatan seni bradsley mulai berlaku, asap knalpot sticker+nafas pasutri-lansia+rindangnya pohon+suara wibu dan kendaraan disela sayup kicau burung. Mulai nampak kan kerumitannya (complexity) juga kesatuannya (unity). Ada satu lagi kan yaitu kesungguhan (intensity)... ada dimanakah dia?

Bagaimanakah konsep pajak karbon bisa dipahami dengan lugas? ---jgn dulu kesini ya, Maslow petakan kebutuhan dasar manusia diantaranya adalah *diakui dan didengar* jika begitu, berarti akan ada suara yg akan kita keluarkan... perkataan-kalimat-seruan-himbauan-permintaan... disadari atau tidak, semua yg keluar dari diri kita ini akan dipengaruhi oleh frame of reference, ini terkait dengan kesungguhan tadi... semakin bersungguh-sungguh framenya integrated.

Teori pendekatan seni bradsley mulai berlaku, asap knalpot sticker+nafas pasutri-lansia+rindangnya pohon+suara wibu dan kendaraan disela sayup kicau burung. Mulai nampak kan kerumitannya (complexity) juga kesatuannya (unity). Ada satu lagi kan yaitu kesungguhan (intensity)... ada dimanakah dia?.

Bagaimanakah konsep pajak karbon bisa dipahami dengan lugas? ---jgn dulu kesini ya, Maslow petakan kebutuhan dasar manusia diantaranya adalah *diakui dan didengar* jika begitu, berarti akan ada suara yg akan kita keluarkan... perkataan-kalimat-seruan-himbauan-permintaan... disadari atau tidak, semua yg keluar dari diri kita ini akan dipengaruhi oleh frame of reference, ini terkait dengan kesungguhan tadi... semakin bersungguh-sungguh framenya integrated.

Kita coba ya.... kita balik ke pajak karbonnya. Carbon itu dalam keseharian dapat kita temui pada jelaga kompor...panci kuali, arang kayu, ada juga di knalpot kendaraan (stickernya Wendi) ---skala industri, carbon ada di batubara kalo dipabrik ini sebagai bahan bakar ketel uap steam boiler dan thermal oil boiler (dyeing finishing butuh suhu diatas 120 derajat celcius). Nah itu sekarang dipajakin, udah berjalan di PLTU... textile sih belum tapi bakalan juga. *ref UU 7 2021*

Kenapa itu dipajakin? Net Zerro Emission?

Referensi:
https://saradewiparvati.id/pajak-karbon/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun