Urban tourism adalah sumber daya wisata yang berada di perkotaan serta memiliki elemen daya tarik yang ditunjung dengan elemen penunjang lainnya untuk memikat wisatawan. Salah satu urban tourism yang terkenal di Indonesia adalah Kampung Warna-warni Jodipan. Kampung warna-warni merupakan usaha yang dilakukan oleh sekumpulan pemuda Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang tergabung dalam kelompok Guys Pro dalam upaya merubah image kumuh RW 02 Kelurahan Jodipan, Malang. Adapun Kampung Warna-warni Jodipan terletak di RT 06, 07, dan 09, RW 02, Kelurahan Jodipan Kota Malang dan terletak di bantaran Sungai Brantas.
Kampung Warna-warni Jodipan pada mulanya adalah kawasan kumuh yang ada di tengah perkotaan. BBC.com memberitakan bahwa tempat tersebut merupakan kawasan kumuh nomor 2 se-Indonesia (www.bbc.com). Surya (2016) di dalam artikelnya juga memberitakan bahwa pemerintah Kota Malang berniat akan menggusur warga yang tinggal di Kampung Juanda, dan memindahkan ke rumah susun. Akan tetapi setelah berita tersebut muncul belum ada tindakan penggusuran dari pihak pemerintah (suryamalang.tribunnews.com). Kondisi inilah yang memaksa masyarakat Kampung Juanda yang kini dikenal sebagai Kampung Jodipan berpikir ekstra agar tidak digusur oleh pemerintah Kota Malang.
Digagas oleh pemuda setempat dan dibantu oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang, mereka berhasil mengubah image Kampung Juanda sebagai kawasan kumuh menjadi sebuah destinasi wisata yang kini dikenal sebagai Kampung Warna-warni Jodipan (KWJ). Suatu daerah yang dikembangkan menjadi destinasi wisata yang dapat memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. Seiring berjalannya waktu jumlah wisatawan yang berkunjung terus meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga dapat memberikan multiplier effect, seperti perluasan lapangan kerja, peluang berwirausaha, dan pemerataan distribusi pendapatan.
Pembangunan kampung warna-warni tidak terlepas dari berbagai fenomena yang terjadi beberapa tahun terakhir ini, Fenomena yang sedang naik daun di kota-kota yang ada di Indonesia adalah fenomena kampung warna-warni. Fenomena kampung warna-warni sebagai objek urban tourism memberikan peluang baik permukiman untuk berkembang menjadi destinasi pariwisata. Potensi pengembangan urban tourism yang dimiliki oleh Kampung Jodipan sangat disayangkan karena ternyata penataan warna pada hunian masyarakat tidak direncanakan dengan baik serta tidak memperlihatkan sisi otentisitas dari Kota Malang dan komponen fisik prasarana lingkungan yang kurang jelas.
Sebenarnya konsep pembangunan warna-warni tidak sesuai dengan karakteristik Kota Malang. Kondisi ini cukup memprihatinkan mengingat Malang terkenal dengan tagline "Kota Wisata Batu". Batu dikenal sebagai tempat yang memiliki keindahan alam yang luar biasa. Oleh karena itu, Kota Malang merupakan kota yang terkenal akan daya tarik wisatanya tersendiri baik dari segi geografis, iklim, tradisi, dan seni budaya. Dengan berbagai keunikan dan kelebihan tersebut tidak mengherankan apabila Kota Malang yang terkenal sebagai kota pariwisata dengan berbagai macam fasilitas dan pendukung lainnya. Diantaranya, seperti keindahan alam dan cuaca yang sejuk, banyaknya peninggalan atau gedung kolonial yang masih terawat, serta peninggalan seni, adat, dan budaya.
Melihat dari berbagai potensi yang dimiliki oleh Kota Malang, apakah konsep pengembangan kampung warna-warni adalah konsep yang paling ideal untuk jangka panjang dan berkelanjutan? Melihat dari berbagai penelitian yang sudah ada, belum ada penelitian yang dapat menyimpulkan bahwa pengembangan konsep kampung warna-warni memiliki makna filosofi yang mengakar kuat. Hal ini tentu menjadi pekerjaan rumah bagi Kampung Warna-warni Jodipan untuk mulai memikirkan bagaimana pengembangan kampung warna-warni ini tetap bisa eksis dan tidak lekang oleh zaman serta dapat diwariskan ke generasi berikutnya. Dalam teori urban tourism yang dikombinasikan oleh teori urban design dari Hamid Shirvani (1985) mengkategorikan delapan elemen urban design yaitu tata guna lahan, bentuk dan massa bangunan, sirkulasi dan parkir, ruang terbuka, area pedestrian, penanda, pendukung kegiatan preservasi. Elemen-elemen tersebut nantinya dikombinasikan dengan konsep urban tourism. Elemen-elemen ini perlu diperhatikan oleh Kampung Warna-warni Jodipan untuk menciptakan konsep urban tourism yang berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H