Sumatera Utara adalah salah satu provinsi di pulau Sumatera yang mempunyai banyak keindahan alam, sejarah, dan budaya yang berbeda Selain itu, sebagai salah satu suku yang paling dominan di Indonesia, suku batak dianggap memiliki banyak stigma atau stereotip. Di sini, kita akan membahas beberapa hal, menjawab beberapa stigma, dan menguraikan bagaimana orang Batak menangani beberapa stigma. Disini akan dirangkumkan tanggapan orang batak terhadap beberapa stigma tersebut. Setelah melakukan wawancara dengan beberapa orang Batak, inilah tanggapan pertama mereka.
1. Suku Batak itu Keras
Memang betul orang Batak itu keras dalam artian tegas dan bicara yang lantang. Menurut mereka penyebab orang batak menjadi keras dikarenakan ajaran yang mereka peroleh sejak kecil yang sudah di latih untuk menjadi maniusia yang keras. Hal ini juga tercantum dalam lagu  Anak Medan yang mengatakan walau kambing di kampung sendiri, tapi banteng di perantauan. Tetapi menurut mereka, walaupun orang Batak terkenal keras, tetapi beda cerita jika bicara soal pertemanan. Orang Batak sangat dekat dengan kerabat-kerabatnya. Mereka menganggap teman temannya itu keluarga mereka juga. Contohnya jika diperantauan, ketika sesama orang Batak bertemu, walaupun mereka sebelumnya tidak kenal, mereka pasti akrab.
2. Suku Batak Harus Menjadi Pengacara, PNS, atau Berpakaian Dinas
Anggapan ini muncul karena banyak orang batak terlebih orang-orang tua Batak menganggap orang sukses itu adalah orang yang bekerja di pemerintahan dan juga profesi yang berdinas. Namun sekarang seiring berkembangnya zaman, anggapan tersebut sedah tidak lagi menjadi keharusan bagi orang Batak.
3. Suku Batak Harus Menikah dengan Orang Batak
Banyak orang yang setuju terhadap hal ini tetapi ada juga yang tidak setuju. Hal ini disebabkan oleh sistem pemargaan di suku batak, dan juga kepatuhan mereka terhadap aturan adat. Orang Batak sangat menjunjung tinggi aturan adat mereka. Sebenarnya bisa, tetapi ketika seorang batak menikah dengan yang bukan Batak, akan ada omongan omongan terhadap mereka. Restu dari orang tua juga menjadi acuan mereka ketika ingin menikah dengan orang yang bukan Batak. Jika orang tua merestui anaknya menikah dengan orang yang bukan Batak, maka akan dilakukan pembelian marga, ini merupakan acara adat yang mengharuskan mempelai non-batak dijadikan batak dengan diberi marga, jika sudah diberi marga, maka sahlah mereka diperbolehkan menikah.
4. Suku Batak Suka Makan Babi dan Minum Alkohol
Stereotip ini muncul karena kebiasaan sebagian orang Batak yang mengonsumsi makanan tradisional berbahan babi, seperti saksang serta tradisi minum tuak. Namun, tidak semua orang Batak melakukan hal ini, terutama mereka yang beragama Islam.
5. Â Orang Batak Itu Pintar Nyanyi
Stereotip ini muncul karena sampai saat ini banyak penyanyi terkanal merupakan orang batak seperti Judika Sihotang, Lyodra Ginting, Maria Simorangkir, Viky Sianipar, dan banyak lagi. Menurut mereka hal ini dipengaruhi karena cara bicara mereka yang lantang yang membuat pita suara mereka terlatih. Kebiasaan bernyanyi juga ditanamkan sejak kecil walaupun hanya sekadar bernyanyi di tongkrongan. Mayoritas Batak yang beragama Kristen juga secara tidak langsung membuat mereka diharuskan bernyanyi. Tetapi walaupun orang batak dapat bernyanyi, tidak semua orang Batak itu PANDAI bernyanyi.