Mohon tunggu...
Glenn Gouw
Glenn Gouw Mohon Tunggu... entrepreneur -

Tukang Burger instagram & line @brugerid

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Mobil Murah vs Kemacetan

26 September 2013   16:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:21 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

greetings!

beberapa waktu lalu warga Indonesia, Jakarta Khususnya, mendapatkan kabar baik (?). Muncul pemberitahuan mengenai mobil produksi lokal merek Negri Matahari Terbit dijual dengan harga yang "murah". Pemerintah mengklaim mobil murah ini akan mulai dijual dengan harga Rp76 juta saja! dengan harga puluhan juta "warga miskin" menjadi target dari pengguna mobil murah ini.

Mobil murah diharapkan bisa memberikan kenikmatan bagi "warga miskin" untuk bisa memiliki kendaraan pribadi. "warga miskin kan juga ingin naik mobil" kutipan dari pejabat sana.

Namun beberapa hal menjadi kontradiktif dengan syarat yang diberikan, mobil murah untuk "Warga miskin" ini harus diisi dengan bahan bakar non-subsidi, seperti yang kita ketahui bahan bakar non-subsidi ditujukan untuk orang yang sudah cukup mampu dalam hal ekonomi. Selain itu mobil murah ini bertentangan dengan fokus pemerintah yang ingin memperbaiki infrastruktur ibu kota, pertumbuhan jumlah jalanan tidak sebanding dengan jumlah produksi kendaraan.

mobil murah adalah hasil dari paranoid pemerintah terhadap pasar bebas ASEAN dan pertumbuhan Ekonomi dengan warga negara tetangga. Mereka mengklaim bahwa jika mobil murah ini tidak diproduksi di Indonesia, pertumbuhan ekonomi kita akan kalah saing dengan negara tetangga yang memiliki pabrik produksi mobil serupa, hal itu dikarenakan mereka telah mulai memproduksi mobil murah tersebut juga. Ketakutan pemerintahan saat ini adalah takut dianggap tidak mampu dalam menjaga pertumbuhan ekonomi negara yang sempat menjadi buah bibir dunia luar dan pujian bagi pemimpin kita, bahkan Indonesia sudah terdaftar sebagai bagian dari negara G20.

Namun, sekali lagi pertumbuhan ekonomi itu hanya terlihat secara keseluruhan, jika dilihat lebih cermat, tak banyak yang taraf hidup warga Indonesia yang ikut meningkat, hanya disekitar kota besar saja. Banyak didaerah sana saudara-saudara kita yang masih meninggal karena kekurangan gizi, mereka menderita kekurangan air dan taraf hidup yang tak kunjung membaik. sesungguhnya inilah yang harus diperhatikan, jika Sumber Daya Manusiannya diperbaiki, pertumbuhan Ekonomi negara hanya menjadi BONUS dari keberhasilan pemerintah, esensi sesungguhnya adalah kesejahteraan rakyat, melalui perbaikan Sumber Daya Manusia!!

Kita harusnya merasa beruntung Indonesia dikaruniai Sumber Daya Alam yang luar biasa, Indonesia adalah Negara Terkaya Dunia. 68 Tahun merdeka Indonesia belum bisa mengimbangi karunia Tuhan ini dengan memelihara Sumber Daya Manusia dengan baik, sistem pendidikan kita hanya berorientasi pada penghasilan. Harusnya ada desain sistem pendidikan yang membuat Rakyat Indonesia terdidik dengan baik dan mampu memberikan sumbangsih besar terhadap negara dalam berbagai hal, termasuk regenerasi bagi pendidikan itu sendiri, bisa dilihat kesejahteraan guru dan jumlah guru kita tidak sebanding dengan jumlah warga yang butuh pendidikan.

Pemerintah sebagai institusi yang menggerakan roda kehidupan negara ini tidak mampu merancang sistem dengan memanfaatkan luas wilayah Indonesia. Luas wilayah Indonesia bukan menjadi kelemahan bagi negara ini tetapi kelebihan kita.

KEMACETAN

kembali kepersoalan utama kita, mobil murah dan kemacetan, ini menjadi isu yang harus dihadapi warga ibu kota sampai transportasi publik terpecahkan dan selesai dibangun. Diharapkan selama itu warga bisa bersabar, sambil pemerintah bisa membangun infrastruktur dan menciptakan produk hukum yang mendukung pemerintah setiap daerah bisa membangun dan ikut berkembang.

produk hukum juga membantu pemerintah mengatasi kemacetan, masalahnya ini tidak lagi diperhatikan. Jika benar pemerintah mendukung, harusnya pemerintah tidak memberi pajak yang tinggi bagi dinas perhubungan dan pemda/pemkot yang ingin membeli kendaraan umum. Apalagi jika pemerintah bisa memaksa investor untuk memproduksi kendaraan umum di dalam negri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada sementara. ini akan menjadi luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun