Mohon tunggu...
imaaa
imaaa Mohon Tunggu... Freelancer - apapun yang ngga menyilaukan mata

Harusnya masuk sastra atau filsafat, tapi hukum ternyata asik juga :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Media Online; Antara Pernikahan Raisa atau Pembantaian Rohingya

4 September 2017   05:44 Diperbarui: 4 September 2017   05:50 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jagat maya di Indonesia lagi disibukkan dengan dua pemberitaan yakni pernikahan Raisa dan Hamish hingga terkenal dengan sebutan hari patah hati nasional. Namun satu hal lagi yang tidak kalah dan menjadi keprihatinan seluruh masyarakat dunia adalah kasus pembantaian Rohingya yang terjadi di Negara Myanmar. 

Hari ini Indonesia benar-benar berduka dan juga bahagia, dari sisi bahagia karena artis yang diidolakan banyak kalangan yang akhirnya menemukan pelengkap hatinya. Namun kebalikannya ada yang patah hati hingga dibuat hari patah hati nasional part 2 setelah pertunangannya. Melihat peran media yang begitu cepat dalam memberikan informasi hingga menaikkan rating seseorang menjadi hal yang paling dicari publik merupakan hal yang juga harus diwaspadai. Karena kita tak tahu apakah hal itu adalah kabar yang benar atau masih juga mengandung unsur hoax.

Kabar yang kedua mengenai pelanggaran hak asasi manusia yakni pembantaian Rohingnya  di Negara bagian Rakhhine yang hingga kini malah semakin parah. Dari pengusiran hingga pembunuhan.  Pemerintah Aung Sung Yi yang pernah mendapatkan nobel penghargaan terhadap perdamaian tahun 1991. Tapi apa yang terjadi sekarang bukan dengan penghargaan itu. Sung Yi hari ini justru dianggap mengabaikan hak-hak etnis minoritas. Tidak seperti dulu yang selalu lantang menyuarakan soal hak asasi. Hal itu membuat para penggemarnya mulai merasa kecewa dan berpaling.

Dari dua kabar berita di atas yang cukup viral di dunia pertelevisian, sosmed (instagram, twitter, line, dan sebagainya). Menurut hemat saya kenapa yang paling banyak di cari oleh netizen adalah akad yang dilangsungkan oleh Raisa dan Hamish. 

Sedangkan Rohingnya tidak seheboh itu. Karena penduduk Indonesia mayoritas perempuan dan perempuan selalu baper dengan akad. Itu sudut pandang yang bisa saya simpulkan mungkin. Kembali ke kasus Rohingnya harusnya media tidak hanya menjadi kabar burung semata tapi juga amunisi yang kuat untuk membantu mereka yang sedang krisis bantuan dunia. seharusnya warga Indonesia sebagai tuan rumah dalam kebinekaan bisa ikut andi dalam masalah ini seperti halnya Erdogan yang sudah menunjukkan taringnya di dunia internasional.

Lalu cukup memperihatikan jika hanya pernikahan Raisa yang hanya membuat patah hati nasional. Pembantaian Rohingnya malah lebih menyalahi hak asasi manusia di internasional. Warga Indonesia saatnya terbuka dengan hal-hal yang urgent untuk diurusi bukan malah mengurusi sesuatu yang bahkan tak perlu diurus. Saatnya menjadi netizen yang bijak dalam menanggapi semua kabar di media online.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun