Mohon tunggu...
Gleadys Delvanda
Gleadys Delvanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Udayana

Seorang Mahasiswi Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perang di Timur Tengah: Ketegangan antara Israel dan Iran

15 Oktober 2024   12:30 Diperbarui: 15 Oktober 2024   12:32 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada Selasa, 1 Oktober 2024 lalu, publik dihebohkan dengan serangan rudal besar-besaran yang dikeluarkan oleh Iran kepada Israel. Fokus utama dari serangan ini adalah wilayah Tel Aviv. Namun selain wilayah tersebut terdapat wilayah-wilayah lainnya, yaitu Tabriz, Kashan, Pinggiran Teheran, Isfahan, Shiraz, Khorramabad, dan Arak. Total rudal yang dikeluarkan oleh Iran lebih dari 180 unit banyaknya. Hal ini tentunya membuat publik cemas, takut serta bertanya-tanya tentang apa motif dari Iran melakukan penyerangan tersebut. Banyak yang berpendapat bahwa konflik antara kedua negara ini menjadi memanas saat April lalu, Israel melancarkan serangan udara terhadap kompleks kedutaan Iran di Damaskus, Suriah, mengakibatkan tewasnya beberapa perwira militer Iran. Sebagai balasan atas penyerangan ini, Iran meluncurkan serangan rudal dan drone ke Israel pada 13 April 2024. 

Penyerangan Iran kali ini berbeda dari sebelumnya. Berbagai jenis rudal diluncurkan dan menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur, termasuk bangunan perumahan dan komersial. Militer Israel mengonfirmasi bahwa beberapa rudal berhasil menghantam pangkalan udara mereka, meskipun lokasi spesifik pangkalan yang diserang dirahasiakan demi menjaga keamanan operasional. Serangan ini menjadi bukti bahwa kemampuan Iran dalam menargetkan aset strategis Israel telah meningkat, menambah ketegangan yang sudah membara di kawasan tersebut. Selain instalasi militer, sejumlah bangunan sipil juga mengalami kerusakan, menimbulkan ketakutan di kalangan warga. Ledakan besar terdengar di beberapa kota, dan tim penyelamat dikerahkan untuk menangani korban serta mengamankan area yang terdampak. Serangan rudal ini dianggap sebagai pesan kuat dari Iran kepada Israel, memperlihatkan keseriusan eskalasi konflik. Dengan ketidakpastian yang terus meningkat, banyak pihak khawatir bahwa babak baru pertempuran terbuka antara kedua negara ini semakin dekat, dan dampaknya berpotensi meluas ke seluruh kawasan.

Menanggapi serangan rudal Iran, Israel tidak tinggal diam. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan bahwa respons negaranya akan "mematikan, akurat, dan mengejutkan," dengan Israel telah mempersempit daftar target strategis, termasuk infrastruktur militer dan energi Iran. Angkatan Pertahanan Israel (IDF) kini mempersiapkan serangan balasan yang signifikan, bahkan mempertimbangkan untuk menyerang fasilitas nuklir Iran atau melakukan pembunuhan yang ditargetkan. Namun, respons dari Iran terhadap ancaman ini juga tidak kalah mengerikan. Pemerintah Iran memperingatkan bahwa setiap serangan balasan dari Israel akan direspons dengan kekuatan yang lebih besar, siap meluncurkan ribuan rudal ke wilayah Israel jika diperlukan. Ketegangan di antara kedua negara semakin meningkat, memicu kekhawatiran akan eskalasi besar di kawasan tersebut.

Respon publik terhadap serangan rudal besar-besaran Iran terhadap Israel diwarnai kecemasan dan ketakutan yang mendalam, terutama karena kerusakan signifikan di Tel Aviv dan berbagai wilayah lainnya. Masyarakat Israel merasa tidak aman akibat serangan yang menghantam infrastruktur militer dan sipil, sementara ancaman serangan balasan yang mematikan dari Israel semakin memperburuk ketegangan. Di sisi lain, Iran juga memperingatkan akan merespons dengan serangan lebih besar jika diserang kembali, menciptakan kekhawatiran akan eskalasi militer yang tak terhindarkan. Banyak pihak di kedua negara serta di kawasan Timur Tengah khawatir bahwa konflik ini bisa memicu perang terbuka yang lebih luas, memperburuk stabilitas regional. Opini publik mengisyaratkan keinginan untuk deeskalasi, namun situasi yang terus memanas membuat potensi pertempuran lebih lanjut tampak semakin dekat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun