Beberapa waktu yang lalu, temen saya Rio mengeluh ke saya, katanya,
"Sialan di kelasku ada cewek cantik yang suka pinjam catatan, suka pinjam modul kuliah, kemaren tak titipin modul yang dia punya untuk dicopy, eh.. dia nggak mau. Padahal aku mau kasih dia uang dulu lho, misalnya dia ngga punya uang....," kata Rio sambil cemberut.
Temenku yang lain, Sapta, menimpali,
"Mungkin masih kekanak-kanakan kali, atau belum dewasa walaupun sudan kuliah S2..,"
Rio kembali menimpali,
"Bisa jadi belum dewasa, walaupun mungkin sudah bisa membuat anak hehehe!"
Ada Kata Bijak yang mengatakan:
- Bebaskan hatimu dari rasa benci
- Jangan khawatir
- Hiduplah sederhana
- Berilah lebih
- Jangan terlalu berharap
Jangan terlalu berharap. Mungkin kata kata itu bisa kita ubah jadi "jangan membayangkan yang berlebihan" atau "jangan berimajinasi yang tidak masuk akal."
Sebagai penulis, saya kadang menganjurkan kepada temen-temen saya untuk membebaskan imajinasi sebebas mungkin saat menulis. Nanti itu akan tersaring saat rapat produksi jika itu naskah untuk film. Atau ketika akan diterbitkan menjadi sebuah novel, pasti imajinasi yang berlebihan itu akan disensor.
Namun untuk kasus Rio, harapan atau ekspektasi yang berlebihan bisa mengecewakan. Mungkin Rio berharap bisa mendekati cewek tersebut. Atau berkencan dengan cewek cantik itu. Seandainya Rio serius, maka Rio seharusnya bersyukur bisa mengenal sifat-sifat cewek itu lebih awal yang waluapun cantik tapi egois dan tidak punya kemurahan hati.