Mohon tunggu...
Gladhis Putri Evrillia
Gladhis Putri Evrillia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

bercocok tanam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Kehendak Arthur Schopenhauer

9 Januari 2024   19:47 Diperbarui: 9 Januari 2024   20:00 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang filsuf dari Jerman yang bernama Arthur Schopenhauer yang dikenal dengan filosofi pesimisnya, yang dimana ia menekankan peran kehendak dalam pengalaman manusia. Ia mengemukakan pendapatnya bahwa hidup penuh dengan penderitaan dan yang terbaik yang dapat dilakukan seseorang yaitu meminimalkan keinginan untuk mencapai kepuasan.

Dalam konsep kehendak menurutnya, kekuatan mendasari fenomena dan kehidupan itu penuh dengan penderitaan karena keinginan seseorang yang berkeinginan tanpa henti. 

Dalam pandangannya, mengendalikan kehendak dapat membawa kebebasan dari penderitaan. Menurutnya kehendak adalah kekuatan fundamental di balik semua fenomena yang dialami manusia.

Contoh kasus dari teori ini adalah, seseorang yang selalu menginginkan kebahagiaan dan cukup akan harta yang dimilikinya, tetapi ia harus menghadapi pendieritaan yang terus menerus di dalam prosesnya. 

Meskipun sudah cukup tetapi kehendak terus membuatnya menginginkan sesuatu yang lebih, menciptakan siklus penderitaan yang tanpa berakhir. Schopenhauer mengartikan peristiwa ini sebagai kehendak yang tak pernah puas, yang menyebabkan seseorang mengalami penderitaan.

Dari uraian tersebut adalah bahwa Arthur Schopenhauer, seorang filsuf Jerman yang dikenal dengan filosofi pesimisnya, mengemukakan pandangan tentang peran sentral kehendak dalam pengalaman manusia. Menurutnya, hidup penuh dengan penderitaan karena keinginan tanpa henti yang merupakan manifestasi dari kehendak. 

Schopenhauer percaya bahwa untuk mencapai kebebasan dari penderitaan, seseorang perlu mengendalikan kehendaknya dan meminimalkan keinginan. Ia mengilustrasikan konsep ini dengan contoh kasus seseorang yang, meskipun telah mencapai cukup kebahagiaan dan kekayaan, terus mengalami penderitaan karena kehendak yang tidak pernah puas. 

Dengan demikian, kesimpulan utama dari pandangan Schopenhauer adalah bahwa mengendalikan kehendak adalah kunci untuk mengatasi siklus penderitaan yang tak berkesudahan dalam kehidupan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun