Destinasi Super Prioritas atau DSP Mandalika saat ini tengah menjadi pusat perhatian berkaitan akan digelarnya World Superbike (WSBK) pada 19-21 November 2021.
DSP Mandalika terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Desa Kuta, Nusa Tenggara Barat. Keberadaan Mandalika tentu tak lepas dari keeksoktikan wisata alam dan budaya di Lombok the one of Wonderful Indonesia. Hal inilah yang membuat banyak wisatawan lokal maupun luar negeri tertarik untuk berkunjung ke daerah ini.Â
Kehadiran Destinasi Super Prioritas atau DSP Mandalika diharapkan mampu meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Lombok.
Mengenal adat istiadat dan budaya Lombok
Suku Sasak merupakan suku yang dominan tinggal di Lombok. Konon suku Sasak ini merupakan percampuran dari Bali dan Jawa. Karena dahulu Lombok pernah dikuasai Majapahit kemudian dikuasai kerajaan Bali. Suku ini tersebar di lima wilayah yaitu Lombok Utara, Lombok tengah, Lombok Barat, Lombok Timur dan Mataram sebagai Ibu kota propinsi Nusa Tenggara Barat.
Pulau Lombok dan Bali hanya dipisahkan oleh selat Lombok di bagian barat. Hal ini membuat budaya di Lombok sangat tampak kental dipengaruhi oleh budaya dari Bali. Ini bisa dilihat dari pakaian tradisionalnya yang hanya menggunakan kebaya. Suara musik gamelan dan liuk-liuk tarian yang mirip dengan tarian Bali. Bahkan, bahasa yang digunakan merupakan bahasa serapan dari bahasa-bahasa yang dianggap bahasa halus di Bali. Karena banyaknya kemiripan baik segi keidahan alam dan budaya Lombok dengan Bali, hingga tak salah kalau menjadikan Lombok sebagai "Bali Baru".
Meskipun kebudayaan Lombok mirip dengan Bali, bukan berarti daerah ini tidak mempunyai kebudayaan sendiri. Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini ada beberapa kebudayaan yang ada di Lombok:
1. Bau Nyale
Bau  berarti menangkap. Nyale berarti cacing. Jadi, tradisi Bau Nyale adalah tradisi menangkap cacing laut yang dilakukan oleh masyarakat Lombok Tengah
Konon dahulu ada putri yang akan dinikahkan dengan pangeran kerajaan. Namun, sang putri tersebut tidak mau malah menjatuhkan diri ke laut. Mitosnya sang putri menjelma menjadi nyale yang dianggap membawa keberuntungan.
2. Rebo Bontong
Upacara Rebo Bontong adalah tradisi yang dilakukan sekali setahun pada hari Rabu terakhir bulan Safar. Suku Sasak menyakini hati tersrbut merupakan puncak kesialan. Sehinhga untuk menolak kesualan tersebut mereka melakukan mandi dan berendam di sungai atau pun laut. Tradisi ini masih dilakukan masyarakat di kecamatan Pringgabaya hingga saat ini.