Mayoritas penduduk Hong Kong memang merupakan etnis Tionghoa. Namun system pemerintahan yang diterapkan berbeda dengan sistem pemerintahan di negara China. Pemerintah Hong Kong memberlakukan system kesetaraan terhadap semua warganya. Hal ini berlaku dalam semua departemen. Sehingga setiap orang baik warga lokal maupun pendatang bisa menggunakan seluruh fasilitas tanpa perbedaaan. Hal ini juga berlaku dalam kehidupan beragama.
Dalam kehidupan beragama, negara Hong Kong menjamin kebebasan setiap warga yang berada di negara ini untuk menjalankan agama sesuai dengan kenyakinan masing-masing. Mayoritas penduduk Hong Kong memeluk agama Budha, Konghucu, Tao. Sementara agama Islam, Hindu, Kristen, Yahudi termasuk agama minoritas. Meski terdiri dari banyak agama, namun penduduk di sini sangat menghargai pemeluk agama lain. Konflik agama hampir tidak pernah terjadi di negara ini.
Pemerintah Hong Kong sangat bersifat baik terhadap kaum muslim, meskipun agama Islam termasuk agama minoritas. Hal ini terbukti dengan berdirinya beberapa masjid di pusat kota. Seperti Kowloon Mosque yang berlokasi di Nathan Road, Tsim Tsa Tsui, yang merupakan satu dari tiga wilayah tersibuk di Hong Kong.Â
Masjid Ammar Wan Chai yang berada di lingkungan pemukiman dan sekolah orang Hong Kong. Selain itu umat muslim juga sangat dihargai dalam menjalankan ibadah. Muslim yang berada di negara ini berasal dari penduduk  Cina asli, Pakistan, India, Malaysia, Indonesia, Filipina, Afrika dan negara-negara lainnya. Dari Indonesia sendiri yang menyumbang jumlah terbanyak muslim adalah para Tenaga Kerja Indonesia(TKI).
Sebelum memasuki bulan puasa beberapa tahun ini diadakan Pawai Ramadhan melewati jalan -jalan utama di Hong Kong. Untuk tahun ini pawai diadakan mulai dari North Point Ferry Pear sampai Central. Tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk memberitahukan pada masyarakat Hong Kong akan datangnya bulan puasa. Dengan  membagikan selebaran dalam tulisan Chinese tentang jadwal puasa.
Meskipun ada kekawatir tersendiri dari para majikan, kalau puasa akan mengurangi kualitas kerja, akan sakit karena tidak boleh makan dan minum seharian. Namun, hal ini justru membuat kami para TKI ingin membuktikan bahwa puasa tidak menghalangi aktifitas pekerjaan. Tetapi justru menyehatkan. Akhirnya mereka memberi keleluasan pada para pekerjanya untuk menjalankan ibadah asal tidak mengganggu pekerjaan.
Saat hari raya idul fitri pun di Hong Kong juga akan dilaksanakan sholat ied. Tidak hanya di masjid-masjid saja, namun juga akan dilaksanakan di lapangan dan beberapa tempat-tempat umum lainnya.Â
Untuk itulah di Hong Kong hari raya nya tidak bisa berubah maju atau mundur harinya. Karena ini menyangkut izin penyelenggaraan sholat ied, yang diajukan ke pemerintah Hong Kong beberapa bulan sebelumnya, untuk menggunakan fasilitas umum. Di sinilah toleransi beragama betul-betul terasa, sementara umat muslim menjalankan ibadah sholat iedul fitri, yang mengatur keamanan dan ketertiban  di sekitar lokasi acara adalah petugas keamanan dari Hong Kong.
Saya sendiri sebagai salah seorang tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Hong Kong, merasakan kebebasan dalam menjalankan ibadah. Baik dari majikan maupun orang-orang lain. Toleransi antar umat beragama di negara ini benar-benar terjaga. Belum pernah saya mendengar orang menghina atau menjelekkan agama lain. Bagi orang sini silahkan lakukan kegiatan asal tidak mengganggu kenyamanan dan keamanan orang, mereka tidak akan menegur.
#anggota PPI(Persatuan Penulis Indonesia)