Mohon tunggu...
Giyoto Giyoto
Giyoto Giyoto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mendongeng yang Kian Terlupakan

27 Oktober 2017   07:11 Diperbarui: 27 Oktober 2017   09:00 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tidak ada unsur yang berbahaya

Misalnya mengisahkan asyik lho bermain api, atau misalnya ular yang baik hati. Bahayanya, anak akan menganggap ular itu baik seperti binatang piaraan.

Mengajarkan satu karakter dalam satu tema.

Misalnya, Si Cantik Andini, jangan ajarkan anak dengan kecantikan wajah semu, tetapi cantik karena menjaga kebersihan, rajin mandi dan gosok gigi, menyisir rambut, menggunakan kerudung. Cerita esok Andini yang Rapi, misalnya ia selalu meletakkan sesuatu pada tempatnya, mengembalikan barang ke tempat asal, tidak membuang sampah sembarangan . Lusa, Andini yang sopan dan seterusnya.

Dalam keadaan senang

Dalam otak terdapat limbic yang akan menyimpan memori selama mungkin. Sistem ini akan terbuka ketika hati anak bahagia. Untuk itu harus ada rasa senang sebelum mulai mendongeng, karena ini merupakan kegiatan nasihat. Dicontohkan oleh Rasulullah SAW ketika anak sedang sakit untuk menghibur, anak sedang makan, atau saat perjalanan. Jadi, tidak selalu menjelang tidur.

Karakter harus hitam -putih

Di awal kehidupan (anak) baik diajarkan karakter hitam --putih yang merupakan gambaran yang hak dan yang bathil. Tidak ada bohong putih dan jangan masuk wilayah abu-abu.

Teknik Mendongeng

Banyak anak yang tidak lagi antusias untuk mendengarkan dongeng karena ceritanya tidak menarik, atau anak justru tertidur ketika dongeng belum selesai, sehingga pesan positifnya tidak tersampaikan. Beberapa trik di bawah ini dapat kita pertimbangkan:

a. Pertama yang perlu diperhatikan adalah kecepatan. Mengawali cerita dengan Pada zaman dahulu kala di negeri atas angin ...." Teknik ini kurang membangkitkan minat anak. Awal cerita sebaiknya harus menantang dan menggugah minatnya untuk mendengarkan kelanjutannya. Awali dengan klimaks misalnya, Tiba-tiba anak beruang merintih kesakitan. .." konsentrasi anak langsung terfokus dan memancing rasa ingin tahu mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun