Mohon tunggu...
Giovani Walewawan
Giovani Walewawan Mohon Tunggu... Seniman - Seorang penjelajah yang merasa tersesat di jalan yang benar

Ad Infinitum

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Merelakan

9 Maret 2019   23:16 Diperbarui: 9 Maret 2019   23:53 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Kalian yang masih kurindukan
Seperti sore dan ladang barley membingungkan
Menguning dalam ketiadaan
Mewarnai keadaan
Tak peduli kemalaman
Terus berdekapan

Tapi sebelumnya kita pernah di sana
Mengambang dan hampir tertiup jauh dibawanya
Semoga restu Sang Semesta kembali mempertemukan kita
Pada rajutan-rajutan cinta

Masih ku ingat Ketika tiba dimana kita harus berpamitan
Kau yang lebih dulu berlalu dalam waktu berselang
Menghilanglah dalam terang
Dihapuskan senja dengan dengan sejuta kenangan

Juga pada penjahit lamamu
Kau hanyalah seutas yang tak perlu
Daripadanya juga
Seolah sudah tak berguna
Lalu itu membuatmu bersedih menggulana
Menyendiri sekian lama
Di tiap cari pengelana

Maka diberikan Tuhan padaku
Kalian yang terputus dari benang utuh
Yang menjadi kusut dan mengeluh
Tengoklah ke pohon cemara yang berayun itu
Masih sempat ia mengugurkan lembar-lembar kasih
Ku jadikan daripadanya sebuah puisi
Sebagai ucapan terimah kasih.

Ohoijang, 09 Maret

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun