Jujur, Aku ingin menulis tentang KamuÂ
Tentang Kita yang enggan beranjak dari masa laluÂ
atau mereka yang masih terbayang-bayang semuÂ
Tetapi pena ini tidak punya telinga untuk mendengarÂ
Kertas ini tidak bersukma untuk berkabarÂ
Jadi mulailah dari sini dan biarkan semua terdengarÂ
Kita hanya perlu lebih dekat sajaÂ
Bercerita tentang kisah putri CinderalaÂ
atau pergi menunggu subuh di puncak ancala
lalu melepas penat sampai ke muara
Sudah lama Kita di bawa oleh geliung
mengarungi nestapa di ujung tanjungÂ
Kita mengambang pada pilihan yang sangat sulitÂ
atau Kita hanya tidak bersiap untuk merasa sakit? Â
Biarkan pundak ku menjadi sandaran muÂ
basahi saja memar luka mu
Perih kan teramat jauhÂ
tetapi waktu sebagai penyembuh
Luapkanlah
deraskan itu dalam pelukan kuÂ
Dekaplah tulisan ini ketika hujanÂ
maka akan ada pelukan penuh kehangatanÂ
Biaslah tulisan ini pada bola mata indah muÂ
maka akan Kau temukan cinta tulus dari kuÂ
Setelah itu
tersenyumlah Nona,Â
tersenyumlah,Â
karena sejak lama dunia sudah merindukan tawa muÂ
Tawa yang bangunkan mentari dari malasnyaÂ
tawa yang menjawab malam ketika bertanyaÂ
tawa yang merubah segalanyaÂ
tawa yang menyemangati aku tentunya.Â
"Aku hanya ingin berkawan dengan mu."
Ohoijang, 24 November