Mohon tunggu...
Morning Cloud
Morning Cloud Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hanya berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Waduh, Kakak...

28 Juni 2010   13:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:13 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Waktu SMA kelas satu dulu aku termasuk anak yang sering terkena jatah remedial. Padahal rasanya aku cukup pintar tapi ternyata masih tak bisa menandingi anak-anak jenius yang ada dikelasku. Berbagai remedial pelajaran rasanya tidak afdol jika tidak sampai padaku juga. Tapi toh aku punya cukup kekuatan untuk melangkah ke kelas dua nyatanya.

SMA negeri bagiku semacam rimba belantara yang cenderung membiarkan anak didiknya melahirkan jati diri masing-masing sendirian. Sehingga mengesankan mereka agak sedikit pelit pada pendidikan. Tapi mungkin memang negeri ini pelit dengan yang namanya pendidikan. Aku tak merujuk pada pemerintahnya saja tapi juga sebagian masyarakatnya. Tuh kan, mulai ngalor ngidul…

Salah satu pelajaran yang sering memanggil aku untuk remedial adalah pelajaran Bahasa Prancis. Tapi anehnya setelah masuk ke kelas dua dan tiga pelajaran bahasa prancisku membaik—sangat baik malah.Siang bolong itu, sehabis bel pulang sekolah berbunyi aku langsung bergegas menuju tempat remedial bahasa prancis massal diadakan. Wuus… kelas yang dijadikan tempat remedial prancis massal itu sangat ramai. Anak kelas satu, dua, dan tiga masing-masing registrasi ke guru prancis yang berurusan dengan mereka. Termasuk aku didalamnya yang masing linglung dengan keadaan sekolah—maklum masih kelas satu.

Aku duduk di salah satu tempat duduk. Menyamankan diri dan menunggu aba-aba dari pengawasnya. Terlihat beberapa anak terpaksa diungsikan karena kelas kepenuhan. Ada juga yang nyasar, seharusnya remedial fisika malah masuk ke kelas remedial prancis. Tiba-tiba dari pintu datanglah seorang cowok. Putih, tinggi dengan rambut agak ikal. Manis sekali. Didepan kelas Ia sibuk mencari guru prancisnya. Agaknya Ia cowok yang tidak banyak tingkah.

PPP

Setiap tahun selalu diadakan demo ekskul untuk menarik perhatian para murid baru yang masih planga-plongo agar masuk ke ekskul mereka—dan siap dijadikan budak. Salah satu ekskul populer disekolah adalah tari saman. Dilapangan basket itu perempuan-perempuan berderet rapi dengan kostum berwarna cerah dengan dandanan medok. Mereka bergerak berdasarkan pola-pola indah dan dinamis. Dramatis.

“git, yang paling pinggir itukan cowok.” Kata Maya, temanku yang agak gokil itu.

“o iya? Gile ye bisa gak keliatan diantara cewek-cewek”

ZZZ

Beberapa tahun berlalu. Long weekend ini aku iseng bertandang ke Bandung. Rasanya bisa jadi primitif kalau tidak pernah keluar dari Jatinangor. Aku tidak langsung ke rumah saudara tapi hinggap dulu sebentar di beberapa outlet yang merajai kota kembang itu. Aku ingin punya rok sepan. Rasanya lebih anggun daripada harus pakai celana terus ke kampus.

Aku susuri deretan rok dengan berbagai model. Bagus-bagus sih tapi tak semuanya cocok denganku. Ada beberapa yang cocok tapi harganya tidak cocok. Ada yang harganya cocok tapi sepertinya itu rok-rok tak laku dijual.

“pin, ini bagus gak ya kalau buat acara resmi?” seorang wanita yang nampaknya lebih tua beberapa tahun dariku

“kayaknya jangan yang itu deh say, terlalu santai,” timpal seseorang yang bersamanya

“gitu ya? Tapi gue suka. Gimana dong Pin.”

“enggak…enggak… ntar gue cariin yang lebih oke.”

Dari gayanya nampaknya mereka orang-orang elite. Penasaran aku nengok. Hah… yang cowok sebelah perempuan itu. Kakak manis yang waktu itu. Kenapa jadi begitu bentuknya. Terlalu mulus untuk ukuran laki-laki. Gayanya… lebih lembut dari Rianti Cartwright. Waduh May, gawat deh urusannya…

gittaindriati

Sawangan, 28 Juni 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun