Mohon tunggu...
Morning Cloud
Morning Cloud Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hanya berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Key. Judul Ini Arbitrer

11 Oktober 2012   18:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:55 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Iseng sedikit. Jarang-jarang punya waktu seluang ini buat ngisi blog. Gak ada yang spesial buat di tulis sih sebenarnya, tapi ini saya isi dari sekelumit buku harian saja ya. Gak usah dipikirin terlalu jauh ya abis bacanya. Gak mungkin juga saya mengumbar kehidupan pribadi di blog, emang Nazar dan Musdalifah apa hahaha...

Key

Begini rasanya senang dan sedih datang secara bersamaan.
Seperti ditampar ketika sedang tidur.
Kaget. Pusing.
Aku tidak tahu bagaimana harus berekspresi.
Seperti berada pada lapisan stratosfer, udara menipis, membuat sesak sedangkan keindahan angkasa masih dapat dilihat.

Suara kanan-kiri memang bising, tapi aku tak tahu apa yang mereka bicarakan.
Aku seperti tak kenal lagi bahasa mereka.
Yang aku mengerti hanya kata-kata dari dalam pikiranku tentang kondisi ini.
Sesaat. Sejenak. Kemudian dia lewat.
Tanganku yang tak mau diam ini terhenti sejenak.
Mataku tak bisa bohong. Aku rindu sosoknya.
Tapi pada detik yang sama harapan itu pula runtuh.
Dia bukan realita untukku. (Jatinangor, 10-10-12)

Sudah... blog ini sudah terisi kembali, hehehe...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun