Mohon tunggu...
Morning Cloud
Morning Cloud Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hanya berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kerendahan Hati

8 September 2010   17:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:21 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dengan segala kerendahan hati. Aku menulis tulisan ini diantara emosi-emosi yang meletup dalam ikatan keluarga. Tak bisa dipungkirin semua berawal dari ego. Kesalahpahaman pun menjadi peniup api yang merambat kemana-mana. Membakar rasa-rasa simpatik yang terkerangkeng tekanan prestis.

Mencoba bijak. Aku menonton dari sini, keluarga besar yang beku.

Para tetua merasa tak dihormati. Pemudanya merasa tak dihargai.

Dengan segala kerendahan hati. Rendahkan hati untuk ikhlas. Bahwa semuanya tak kan baik di situasi seperti ini. Bukan Hari Raya yang indah jika semua sekeras karang. Bahwa karang pun akan berlubang bila disirami air mengalir. Pada intinya hati itu rapuh.

Perayaan ini. Biarkan indah. Dengan segala kerendahan hati. Ikhlas saling memaafkan dan memahami.

Sawangan, 08 September 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun