18:50. Melbourne sedang dingin. Hujan salju pertama turun pada detik ke lima puluh dari pukul 18.00. Sedingin hati Anggie yang mengkeret semenjak Alex pergi entah kemana. Sudah terlalu kesal Anggie dengan semua kesepian di dalam komdominiumnya. Ah, tapi ternyata Ia lebih kangen dengan Tante Rossa.
15:25.
"Ibu, kesini dong." Anggie menahan isaknya.
"kenapa sayang?" Vina sibuk dengan segala tetek bengek perkumpulan ibu pejabat yang dibawahinya.
"bu, Alex pergi. Aku.. mm.." Tangis Anggie sudah benar-benar hampir meledak.
"kenapa Alex? ada apa dengan kamu dan Alex?" Vina balik bertanya. Pekerjaannya agak terhenti sebentar.
"dia pergi," Anggie begitu dingin. "si sialan itu mutusin aku."
"oh begitu ya. Yasudah nanti Ibu akan menemui Ibunya Alex. Biar tahu rasa dia." Ujar Vina.
"ya jangan lah bu. Malu-maluin aja" sergah Anggie tak habis pikir. Ia hanya menginginkan Ibunya berada disampingnya pada kondisi krusial seperti ini. Bukannya menggrebek keluarga Alex. Seperti anak SMA labil saja.
"loh terus kamu maunya gimana?" tanya Vina. Ah, teman-teman nya sudah berdatangan.
"ya aku cuma mau ibu kesini kok." jawab Anggie sambil mengusap linangan air matanya.