Mohon tunggu...
Igit Jubaedi
Igit Jubaedi Mohon Tunggu... -

berkreasi dengan naluri. berkarya yang narasi. melanglang untuk menemukan sebuah kehidupan yang sesungguhnya. tak lupa untuk berdiskusi dengan hati. untuk bekal pulan dan perjumaaan dengan wajah-NYA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

FLP Vs Anis Matta

31 Agustus 2010   14:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:33 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pertemuan dengannya merupakan sebuah kesempatan yang langka. Low profile kalau kata teman saya. "Saya dulu bercita-cita menjadi satrawan, maka saya malas untuk kuliah. Namun kenyataannya tidak begitu..." ungkapnya sewaktu membuka percakapan dalam buka bersama di gedung MPR-DPR. Maka sederetan diskusi pun terjadi. Beliau membuka diskusi tentang bagaimana islam pada masa awal memiliki sebuah narasi yang membawa cucu dari seorang jengis khan yang telah membumi hanguskan peradaban islam yang kalau di perhitungkan saat itu, peradaban islam mencapai 20% dari luas bumi ini, akhirnya terseret keperadaban islam itu sendiri. Lebih seru kembali usai melaksanakan shalat maghrib. masalah percetakan buku menjadi pemuka kembali diskusi. beliau berencana membantu mengusulkan dihapusnya pajak PPN Buku dengan alasan "...Agar kedepannya Indonesia bisa membuat industri kreatif." Pembahasaan dalam penyampaian penulis terhadap bukunya menjadi bahan diskusi yang kedua, "Kalau bisa penulis lebih persuasif dalam menyampaikan ilmu..."Begitu kira-kira intinya. beliau menegaskan agar pembahasaan dalam setiap buku ilmiah atau pelajaran sekolah takmenjlimet. "Kalau bisa bahasa yang dipakai menarik, simple namun berbobot, agar tak ada alasan masyarakat untuk tidak membaca..." Beliaupun mengambarkan bagaimana agar karya yang dihasilkan dapat di terima masyarakat. "Tulislah apa yang anda rasakan, yang anda alami, yang merupakan implikasi dari ilmu yang telah anda pelajarai. Sebab kata mempunyai kekuatan...." lebih menarik lagi beliau mengatakan "...Kata itu merupakan sebagian dari hati..." jenis tulisan ini memungkinkan buku atau tulisan yang kita publikasikan dapat mengena dan meresap di hati masyarakat, "namun tulisan haruslah memiliki manfaat bagi pembacanya kedepan..." begitu kata terakhir yang sempat saya simak sebelum akhirnya beliau menyudahi diskusi dengan memberikan sebuah buku gratis . Jazakallaah ustadz ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun