Mohon tunggu...
Sigit Purnomo
Sigit Purnomo Mohon Tunggu... -

Tinggal di Mlati Sleman

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

"Tukang" Stepler Koran

14 Januari 2015   01:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:13 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koran...

Salah satu media untuk kita mendapatkan berbagai macam informasi dan berita. Berita sosial, ekonomi, politik, budaya, lingkungan hidup, sains teknologi. Demikian juga berita olahraga, kriminal, berita manca dan masih banyak lagi. Tidak itu saja dengannya kita juga dapat menyampaikan aspirasi dan konsultasi. Yang kini berdampingan dengan budaya ’klik’ di dunia maya.

Nah, ”Kembali ke Koran....”. Seandainya Anda berlangganan Sekarang pertanyaan, “Ketika koran-koran tersebut pagi-pagi sudah sampai di rumah Anda, apa yang pertama kali akan Anda lakukan?” Langsung membacanya untuk warming up kerja, atau teman minum teh di pagi hari?

Seberapa banyak yang men-strepler dulu sebelumnya membacanya?” Karena biasanya koran-koran itu ada yang belum berurutan halamannya. Kebanyakan kita langsung membacanya dan setelah ia selesai dibaca ditinggal begitu saja dengan keadaan yang terserak. Belum lagi kalau membacanya pindah-pindah tempat.

Mungkin anda pernah membaca atau mendengar cerita seorang tukang pintu yang sudah puluhan tahun bekerja di sebuah hotel. Tiap hari ia melakukan pekerjaan tersebut. Setiap hari, dengan membawa sebuah daftar, dia mengecek engsel pintu setiap kamar hotel. Pak Tua itu memulai  rangkaian  tugasnya  dengan mengecek engsel pintu pintu kamar dan  memastikan  bahwa engsel dan fungsi kunci pintu berfungsi dengan baik.

Pengecekan   yang   dilakukannya   bukanlah  pengecekan  sembarangan. Ia lakukan dengan cermat di setiap engsel dan memastikan bahwa setiap pintu bisa dibuka-tutup tanpa masalah. Untuk  mengecek satu pintu saja, Pak tua itu berulang kali membuka dan menutup pintu tersebut hanya untuk memastikan bahwa semuanya berfungsi dengan baik. Setelah itu mengecek  pintu  kamar berikutnya.

Suatu saat ada yang bertanya kepadanya, “Pak Tua apakah sebenarnya yang  membuatnya   begitu   tekun  menjalani  pekerjaan  rutin  itu?”  Pak Tua itu menjawab, ”Tamu-tamu di hotel ini  jelas  bukan  orang  sembarangan.  Mereka biasanya adalah Kepala Keluarga,  Direktur Eksekutif sebuah  perusahaan. Dan saya tahu  mereka  semua jelas bertanggung jawab atas kehidupan keluarga mereka, dan  juga  banyak  karyawan dibawahnya yang jumlahnya mungkin 20 orang, 100 atau bahkan ribuan orang.”

"Misalnya saja ada kebakaran  dan  pintu tidak bisa dibuka karena engselnya rusak, mereka bisa meninggal  di dalam  kamar.  Akibatnya  bisa  Anda  bayangkan, pasti sangat mengerikan, bukan hanya untuk reputasi hotel ini, tetapi juga bagi keluarga mereka,  karyawan  yang  berada  di bawah tanggungan mereka. Keluarga mereka akan  kehilangan  sosok  kepala keluarga yang menafkahi mereka dan karyawan mereka  akan  kehilangan  seorang  pimpinan senior yang bisa jadi mengganggu kelancaran  perusahaan.  Sekarang  Anda  mungkin dapat mengerti bahwa tugas saya bukan sekedar memeriksa engsel, tapi menyelamatkan kepala keluarga dan pimpinan  sebuah perusahaan.  Jadi,  jangan meremehkan tugas saya." Sekilas pekerjaan yang sedehana namun memiliki makna yang mendalam.

Lantas bagaimana dengan men stepler koran ? Meski tidak sedalam Pak Tua dia atas. Namun sangat terasa manfaatnya. Itu adalah aktivitas yang sepelenya ketika kita melakukan setibanya ia dan sebelum kita membacanya. Kalau sudah menginjak siang, barangkali kita enggan melakukannya. Melihat koran-koran yang sudah berhamburan ke sana dan kemari, apalagi sudah lusuh. Selain menghargai informasi kita juga merasa lebih enak membacanya ketika koran tersebut sudah di-stepler, bisa berurutan halamannya, dan juga lebih rapi. Seringnya kita keenakan dan keasyikan membaca hingga tak terpikirkan jasa si ‘tukang’ stepler koran.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun