Mohon tunggu...
Sigit Purnomo
Sigit Purnomo Mohon Tunggu... -

Tinggal di Mlati Sleman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Isteriku juga Guru Sosiologi

20 Maret 2015   10:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:23 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca tulisan "Edukasi" hari ini khususnya terkait dengan guru sosiologi. saya memang bukan seorang guru. Hanya saja memiliki isteri seorang guru sosiologi. Dengan latar belakang pendidikan S1nya jurusan Sosiologi, karena ditengah perjalanan belajarnya bercita-cita ingin menjadi seorang guru, maka ia terus meneruskan belajarnya dengan menempuh program Akta IV yang waktu itu masih ada. Juga kebetulan 2 angkatan terakhir sebelum program tersebut ditutup.

Katanya, mengajar Sosiologi itu memang asyik, menyenangkan dan dinamis. Selain materi pelajaran yang sangat lekat dengan kehidupan sosial, yang itu tiap hari tentu saja menhadapi persoalan yang berbeda-beda, juga berhadapan langsung dengan si siswa dengan berbagai macam keunikannya. kalau pas berbicang-bincang dengan isteri, banyak yang diceritakan terkait dengan siswa dengan segala macam permasalahan yang dihadapinya. Dan kadang dijadikan tempat curhat oleh murid-muridnya, cuma apakah ini karena ia mengajar sosiologi atau yang lain saya tidak tahu pasti.

ada cerita, seorang siswa. ia pandai karena orang tuanya miskin sehingga ke sekolah pun hanya bersepeda sejauh kurang lebih 10 km, dibandingkan dengan teman-temanya yang naik sepeda motor. sepulang sekolah harus kerja mencarikan rumput binatang ternak untuk biaya sekolahnya. ada juga seorang siswi  yang mengaku tidak perawan lagi karena berhubungan badan dengan pacarnya. dan yang ada cerita paling akhir dari isteri, cerita yang cukup menyentuh hati.

ia seorang siswi. kebetulan kedua orang tuanya telah cerai. dan dilihat secara umum, ia tergolong anak orang yang kecukupan, rumah juga bagus, namun ia tidak malu-malu untuk menjual makanan-makanan kecil ke sekolah. ia tawarkan jajanan itu ke teman-temanya, para guru. ia juga bukan anak yang nakal, penurut.

isteri saya tidak mengira kebersamaan ketika piknik ke bali awal Februari lalu menjadi kenangan yang teakhir, karena tak lama setelah kepulangannya dari Bali, ia berpulang ke sisi Allah, dikabarkan karena sakit. sang Ibu juga menyesal karena tidak segera membawa anaknya ke rumah sakit.  Di saat-saat akhir meninggalnya, ia pun berkata kepada orang-orang yang menjenguknya untuk keluar ruangan, kata ia mau  sholat dulu. penyakit apa yang diderita, wallahu a'lam.

cerita yang sedikit ini, mungkin menguatkan bahwa mengajar sosiologi itu memang asyik, menyenangkan, dinamis. Realitas sosial dan cerita-cerita kehidupan manusia itu sendiri dapat menjadi materi pelajaran yang luar biasa.

Ayo semangat, wahai guru-guru Soosiologi!

semoga bermanfat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun