Mohon tunggu...
Sigit Purnomo
Sigit Purnomo Mohon Tunggu... -

Tinggal di Mlati Sleman

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lelaki Tua (Juni 2000)

19 Januari 2015   23:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:48 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lelaki tua

lelaki tua

berjalan tertatih

berhias rambut putih di kepala

cerminan hati yang sedih

sesekali memegang kepala yang kesakitan

mengontel sepeda tua

yang tlah lama ditambatkan

di muara kesedihan

tak ada tempat lagi

untuk berteduh

dari terik panas matahari

tak ada tempat lagi

untuk berteduh

tuk berlindung dari dinginnya malam hari

gila, pernah ia alami

mengemis pun ia lakoni

tiada yang bisa menyangka

harapannya sama dengan kita

yang katanya masih punya akal waras

ia mendamba ketenangan

ia inginkan kedamaian

pulang tanpa oleh-oleh yang berarti

selain sebungkus perasaan lega

membongkar simpanan kegundahan

dalam setiap relung hatinya

terpatri ia di oase kepedulian

keadilan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun