Memang beberapa pengembang harap Ahok enggak jadi gubernur lagi kan, Karena mereka enggak bisa nego lagi," Ahok.
Ijinkan saya bertanya kepada Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok. Pengembang mana yang di maksud Ahok, karena ada beberapa pengembang untuk proyek Reklamasi teluk Jakarta. jika Ahok menyebut PT APLN, bukanya mereka berhubungan baik dan mempunyai kedekatan? (kesaksian Sunny, mantan staf / anak magang yang hebat).
Pas di depan saya, (PT APLN) enggak pernah bilang, enggak mau. Tapi, di belakang saya, mereka nego-nego kan kurang ajar," Basuki Tjahaya Purnama (Ahok)
Pembahasan Raperda Rencana Zonasi dan Wilayah Pesisir Pantai dan Revisi Perda Nomor 52 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Reklamasi Rencana Tata Ruang Pantai Utara Jakarta memang berjalan dengan setengah hati dan di iringi kasus suap (M Sanusi), tapi pada akhirnya yang berbahagia atau yang memenangkan adalah Pemprov DKI Jakarta dan pengembang. Dengan dalih apapun tetap saja Pemprov DKI dan pemgembang adalah pihak yang menang.bukan masyarakat.
Dengan senang gembira riang sentosa tertawa terbahak-bahak, pengembang dan Ahok (Pemprov) terus menebar senyum atas kegiatan reklamasi yang nantinya akan sangat menguntungkan mereka. sementara pihak penggugat juga terus menerus tanpa henti berupaya dengan jalan apapun agar bisa menggagalkan Proyek prestisius yang bernama Reklamasi.
Tapi di balik itu semua menjadi lucu-lucuan jika Ahok mengatakan pengembang tidak suka dirinya menjadi gubernur, apakah Ahok lupa jika mereka semua adalah teman-temanya, khusunya Group Agung Podomoro.
Ada pertemuan di rumah pengembang yang di hadiri petinggi Dewan Provinsi DKI Jakarta, dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat itu mengatakan ada "grand corruption" soal kasus Reklamasi, apakah ada pihak-pihak atau wartawan yang mempertanyakan kepada KPK soal kelanjutan kisah grand corruption tersebut? sebagai orang awam yang tidak mengerti tentang "Grand corruption," tentu saya ingin mengetahui kisah tersebut. barangkali saja ada yang mengetahuinya,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H