Mohon tunggu...
Gita Yulia
Gita Yulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

I am a student of Journalistic Communication Studies, I actively read and share writing on several online media sites, both in the form of light articles, short stories, poetry and short opinions related to actual interesting issues. The reason I joined Kompasiana was because I was interested in the various features available to spread kindness to the public

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lebih dari 1,680 Javanese Makin Betah Tinggal di Kampung Terapung Thailand, Kok Bisa?

21 November 2024   18:13 Diperbarui: 21 November 2024   18:22 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang Javanese atau Jawa betah tinggal di Kampung Terapung Thailand (Screenshoot YouTube Lukasz Stachurko) 

Keturunan Javanese atau Jawa kini makin betah tinggal di sebuah Kampung Terapung di perairan Thailand.

Menurut sejarahnya, sekitar dua abad lalu, tiga keluarga nelayan keturunan Javanese mendirikan sebuah desa terapung di perairan Thailand.

Kini, kampung tersebut dikenal sebagai Koh Panyee dan dihuni oleh lebih dari 1.680 penduduk, mayoritas beragama Islam.  

Kampung terapung ini terletak di Provinsi Phang Nga, Koh Panyee berada di Laut Andaman, tersembunyi dalam teluk yang dikelilingi tebing kapur setinggi 20 meter.

Meski tidak memiliki alamat resmi di dalam peta internasional, lokasinya cukup strategis dan mudah diakses para wisatawan.  

Awalnya, kampung ini dibangun untuk menghindari hukum Thailand yang melarang kepemilikan tanah oleh orang asing. 

Para pendiri mengibarkan bendera di puncak bukit sebagai simbol kekuasaan dan undangan bagi nelayan lain untuk bergabung. 

Nama Koh Panyee sendiri berarti "Pulau Bendera" dalam bahasa Thailand. Koh Panyee kini menjadi simbol adaptasi budaya dan kreativitas. 

Meski mayoritas penduduknya keturunan Javanese, pengaruh budaya Melayu, Aceh, dan Thailand sangat terasa. 

Bahasa yang digunakan di kampung terapung Thailand ini pun beragam, tetapi umumnya mereka menggunakan bahasa Melayu, Thai, hingga Inggris.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun