Pernah dengar peribahasa bahwa ibu adalah nyawanya dari sebuah rumah? Lebih dari nyawa, ibu adalah rumah itu sendiri, tempat bernaung dengan kasih sayang yang tulus sepanjang masa.
Meski anaknya mungkin sudah mandiri dan mampu memunuhi kebutuhan dan keinginan ibunya. Tapi nggak ada yang bisa membalas kasih sayang dan jasa seorang ibu.
Sebagai orang dewasa, kita tahu peran ibu itu besar banget. Tapi, sudahkah kita benar-benar menghargai? Sudahkah menjenguk, melepas rindu, atau sekadar ngobrol dengan ibu?
Nah, film 'Bila Esok Ibu Tiada' ini mengingatkan kita betapa seringnya kita lupa. Sibuk dengan urusan sendiri sampai jarang pulang atau bahkan putus komunikasi dengan ibu dan keluarga, padahal ibu masih ada, menunggu kamu di rumah.
Dengan film ini, siap-siap deh! kamu bakal banjir air mata. Tapi sebelum nonton, yuk intip beberapa fakta menarik yang bikin makin penasaran!
1. Sinopsis, Mengangkat Kisah Ketulusan Ibu terhadap Anak-Anaknya.Â
Dikutip dari berbagai sumber, 'Bila Esok Ibu Tiada' mengisahkan kehidupan Rahmi, seorang ibu yang penuh kasih dan pengabdian. Setelah kehilangan suami tercintanya, Rahmi berjuang seorang diri untuk menjaga keutuhan keluarga, yang terdiri dari empat orang anak: Rangka, Rangga, Rania, dan Hening.Â
Rangka, sebagai anak sulung, memiliki karakter yang ambisius dan otoriter. Dia mengambil peran sebagai tulang punggung keluarga, meskipun sikap kerasnya sering membuat hubungan di antara saudara-saudara menjadi tegang.Â
Sementara itu, Rangga, anak kedua yang sudah menikah, sedang berjuang membangun bisnis bersama istrinya, Thea, sambil menghadapi kesulitan untuk memiliki anak.Â
Rania, si anak ketiga, memiliki mimpi untuk menjadi aktris terkenal, namun ambisinya justru membuatnya semakin menjauh dari keluarganya, sementara Hening, si bungsu, masih mencari jati diri di tengah tuntutan dan tekanan dari kakak-kakaknya.
Cerita semakin dramatis ketika musibah yang tak terduga menimpa keluarga ini, mengharuskan mereka menghadapi kehilangan yang lebih besar, yakni kepergian sang ibu.Â