Mohon tunggu...
Gitata Niti
Gitata Niti Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

mencoba belajar menulis, bismillah...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kenangan

6 Februari 2011   12:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:51 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

22 Agustus
Bintang masih akan bersinar meski redup. Kau tahu dirimu adalah gelap dalam terang, bersinarlah...
Bersinarlah, hingga mentari pun berhenti beranjak datang.
Tersenyumlah, kekuatan itu ada dalam dirimu, menanti di antara pedih dan tangismu.
Berbahagialah, ada di depanmu untuk kau gapai. Genggamlah, hingga ia lolos dari sela jarimu.
Untuk kemudian berganti hingga kau merengkuhnya kembali.
26 Agustus
Jalani hari dengan harmoni, Duduk diam menyepi, Redam pedih hati, Tuk tangisi diri yang berduri.
26 Agustus
Di atas rumput di bawah langit
Kucari titik merah di lautan hitam
Kupandang api di gelapnya jauh angkasa
Berharap dia pun sedang menatapnya
Dan mengabadikannya dalam bingkai berwarna
Karena akan ku kenang bahwa dia pun memikirkan aku
Keindahan ini hanya ingin kubagi denganmu
7 September
Minggu kelabu tak berlalu, Di sini menantimu, Kangen ingin bertemu, Habiskan waktu...
berdua selalu
27 September
Hari yang kelabu tanpa pagi berarti,
menunggu pagi hingga bintangku lenyap di telan mentari yang kau puja.

Sejauh manapun aku pergi, yang kurasa hijau selalu. Hijau yang mungkin belum akan hilang dalam waktu dekat.
Ada cinta untukmu.

Terus menanti cerahnya pagi sekuning mentari yang lekas pergi saat bahana tawa hati lancang bangunkan mimpi yang terkubur ribuan hari.
17 Oktober
Di jiwa yang terlelap dalam suka
Aku berjalan dalam tawa angan
Hingga tiba pada limit kesadaran
Lamat-lamat mimpi yang terkoyak
Karena bersamamu dalam angan,
tak akan pernah cukup,
bahagiakan hariku, hidupku...

Cinta..., malaikat dalam hatiku yang tersenyum meski pekat!

6 Februari 2011
Dalam terangnya cahaya
Tutuplah matamu
Carilah kegelapan yang menenangkan
Kuharap, dalam gelapmu
Sekelebat bayangku hadir dan warnai hidupmu
dengan senyum yang akan kau bawa dalam lelapmu

Arsip tahun 2005
Mengenangmu, pengarang "SuperCondom" dan "Pamali"
Semoga tenang di sisi-Nya, Al-Fatihah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun