Kenapa saya bilang ngetwitt harus seenak ayam goreng Serundeng Pasar Baru. Lha iya racikan bumbunya itu ibarat kata-kata,pas. Nggak lebih nggak kurang dari 140 karakter. Ha ha ha.
Ayam Serundeng Pasar Baru ini juga nggak main-main hastag melulu buat ngebranding alias woro-woro nggak jelas. Yang akan dianggap nyampah di timeline. Tapi elegan dan konsisten aja, dalam emperan lorong Harco Pasar Baru bakulan akan keluar pada tempat dan jam yang sama. Â Dan secara otomatis polowernya yang datang dari berbagai wilayah ibukota dan daerah akan menyambanginya. Karena begitu kaki melangkah sudah terbayang mau makan pakai apa? Paha, dada atau berbagai tisukan? Mulai ati, ampela, jantung hingga ceker dan kepala.
Ayam goreng Serundeng Pasar Baru yang sudah berdiri sejak 16 tahun yang lalu ini menjadi titik kumpul saya bersama teman-teman komunitas KPK (Kompasianers Penggila Kuliner) Bakulan yang buka bada ashar hingga bakulan habis ini menjual seporsi nasi plus ayam dengan harga 20ribu saja. Sedangkan untuk tusukannya antara 3 ribu hingga 8 ribu. Plus sambel rawitnya sebagai pelengkap yang nampol sangat. Pokoknya bikin makan kalau sambil ngetwitt ambyar aja.
Pak Pranata dan bu Kusnia yang asli Jawa Barat adalah nama dibalik bakulan Ayam Serundeng Pasar Baru ini. Tutur katanya yang lembut bikin kita yang makan serasa mau comot dan comot lagi berbagai tusukan.yang ada. Asli lho. Racikan bumbu ayam goreng serundeng sama halnya pada racikan bumbu ayam goreng pada umumnya dimana ayam akan diungkep terlebih dahulu kemudiam digoreng tetapi bumbu serundeng dibuat terpisah. Jadi ketika bakulan digelar ayam goreng baru akan ditata langsung bersama bumbu serundeng.
Serundeng adalah kelapa yang diparut diberi bumbu dan dimasak dengan cara disangrai. Pekatnya aroma bumbu lengkuas menjadi ciri khas dari Ayam Goreng Serundeng Pasar Baru ini.
Tipsnya kalau datang ke sini gunakan pakaian yang nyaman karena kita akan duduk diemperan undakan atau kalau pas rejeki ya akan kebagian duduk dikursi plastik.
Kemudian akan nampol banget kalau makan Ayam Goreng Serundeng ini perut dalam kondisi lapar karena kalau buat saya porsi nasinya yang sudah dibingkus-bungkus kertas nasi lumayan banyak. Atau kita bisa share nasi kalau porsi makan kita memang sedikit.
"Branding itu penting bukan hanya pada banyaknya polower. Buat apa banyak polower kalau interaksi sama polower kita nggak pernah ada"katanya.
Hmm ya ya ya. Mulai sekarang saya mau ngetwiit seenak Ayam Goreng Pasar Baru. Konsisten ada bukan karena pesanan (ngebuzzer) Tweet original nggak ikut-ikut trend yang ada alias twitt nebeng (hastag) melulu karena lagi trending topik (TT). Elegant dalam mempromosikan bakulan otomatis polower datang. Jadi jangan coba-coba jebak siapapun pakai link-link dengan harapan akan tambah polower. Dan yang terakhir adalah kata-kata dalam twitt kena atau menginspirasi polower tapi nggak murahan.Â
Jadi bukan hanya pada bakulan yang ada di emperannya branding itu tercipta tetapi pada apa dan bagaimana isi bakulan itu sendiri. Malming saya jadi sarat makna. Pertemuan bersama teman-teman KPK ditutup dengan menyaksikan air mancur di taman lapangan Banteng.
Selamat mencoba Ayam goreng Serundeng Pasar baru....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H