Mohon tunggu...
Gita Rizky Prodipta
Gita Rizky Prodipta Mohon Tunggu... -

suka berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cantiknya Keroncongku (Wajah Indonesia)

19 Januari 2011   05:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:25 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12954147311246777475

“Betapa mudahnya kita menerima kebudayaan baru. Dan begitu mudahnya pula kita melupakan budaya warisan asli bangsa ini.” Salah satu kebiasaan buruk sebagian masyarakat Indonesia saat ini adalah, tidak menjaga atas apa yang sudah dimiliki nya. padahal tidaklah mudah untuk melahirkan suatu mahakarya budaya indonesia yang sangat istimewa ini. Keroncong menjadi musik yang sangat digemari pada tahun 1950-an. Kehadiran musik keroncong pada saat itu sangat memiliki makna yang mendalam bagi indonesia. karena musik keroncong pada saat itu dianggap sebagai musik pemersatu dari berbagai etnik Indonesia yang pastinya memiliki beragam musik khas daerahnya masing-masing. Sehingga untuk menerima jenis musik dari antar daerah tidaklah mudah, tetapi Keroncong menjadi pahlawan atas polemik yang terjadi pada saat itu. Mungkin hampir semua bangsa indonesia pernah mendengar salah satu lagu keroncong yang sangat populer namanya hingga saat ini, yaitu Bengawan Solo. Yang merupakan buahkarya yang monumental dan abadi dari seorang seniman yang bernama Gesang. Ya, beliau adalah seniman Indonesia yang mampu menghasilkan karya musik keroncong hingga mendunia. Betapa bangganya Ibu Pertiwi pada beliau yang bisa memperkenalkan budaya indonesia kepada dunia melalui musik. Namun rasa bangga ini tidak dirasakan dan dimiliki oleh seluruh generasi muda Indonesia sekarang. Alunan musik keroncong yang sangat harmonis dan sangat menetenteramkan hati ini, ternyata masih belum mendapatkan posisinya dibelantika musik Indonesia. Musik keroncong terasa redup dan tidak bersinar lagi karena terus tergerus oleh arus globalisasi dan modernisasi ini. Pengaruh dari dua arus tersebut sangat besar efeknya. Yang pada kenyataannya sebagian masyarakat indonesia lebih cenderung menyukai musik modern budaya barat yang kini lebih mewarnai nuansa musik di Indonesia. apalagi kebanyakan pelakunya adalah anak muda. Di lain sisi, ternyata tidak hanya alunan musiknya saja yang bagus. Tetapi kandungan yang dibawa dari musik keroncong itu sendiri juga membawa pesan moral dan perjuangan nilai luhur budaya bangsa.  Tapi mengapa musik budaya barat lebih banyak diminati dan dikembangkan ketimbang budaya asli Indonesia salah satunya adalah Keroncong. Saya menjadi bertanya-tanya sendiri, apakah karena lagu-lagunya kurang enak didengar? Atau mungkin karena keroncong merupakan musik asli dari tanah jawa yang kemudian dalam menyanyikan lagunya juga memakai bahasa asli Jawa sehingga penikmat musik yang tidak mengerti bahasa jawa akan bingung mendengar maksud arti lagu tersebut. Melangkah jauh daripada itu, musik keroncong pun juga semakin berkembang seiring berjalannya waktu dan zaman. Dan sedikit bercerita, pernah ketika saya melakukan perjalanan sendirian ke kota Solo untuk mencoba menikmati nuansa malam dan keramahan kota Solo sambil berjalan kaki, tak sengaja saya melewati jalan yang ditutup karena tempat tersebut menjadi pagelaran Solo Keroncong Festival. Tidak berpikir panjang saya langsung memasuki area festival tersebut dan cukup ramai oleh masyarakat kota Solo dan penikmat musik keroncong. Apa yang saya rasakan ketika mendengar alunan musik keroncong itu? Saya langsung merinding mendengarnya, bukan karena tidak enak tetapia kekuatan dari musik keroncong itu sendiri bisa membuat saya kagum karena keharmonisan musik keroncong yang sangat indah ketika mendengarnya. Dan acara festival keroncong tersebut diramaikan oleh para penyanyi top keroncong dan pegiat musik keroncong di seluruh indonesia, seperti Waljinah, Mus mulyadi, Iin Indrayani, dan HAMKRI (Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia). salah satu anggota HAMKRI dari sumatera dimana mereka tetap memainkan instrumen keroncong tapi mereka juga membawa ciri khas budaya aslinya yaitu dengan memainkan instrument keroncong dengan bahasa asli Sumatera dan ditambah alat musik asli dari daerah sana. Dan apa yang bisa saya katakan? Musik keroncong tetap tidak kehilangan warna musiknya walaupun sudah dibawakan dengan bahasa,lagu daerah yang berbeda namun musik keroncong tetap santun, lembut, harmonis di dengar telinga. Bahkan pegiat musik keroncong sekaligus pengisi ada dari luar Indonesia yaitu dari Malaysia dan Singapura. Singkat cerita saya diatas, bahwa negara lain saja pun menyukai musik keroncong Indonesia bahkan mereka mempelajarinya juga. Jika kondisi ini terus berlangsung dan dibiarkan entah sampai kapan bangsa ini masih mempunyai harga diri dan bermartabat. Bisa-bisa warisan budaya kita yang istimewa ini bisa hilang dan punah karena tidak ada yang meneruskannya. Harapan penulis , anak muda sekarang mulai membuka,mata,hati dan telinga nya masing-masing. Ini loh kebudayaan asli Indonesia yang tidak terkira keindahannya. Coba kita mulai sekarang mencari dan mengoleksi lagu-lagu keroncong dan mulai mengurangi mendengarkan musik budaya barat. Bukan berarti kita tidak mengikuti perkembangan musik luar,  penting rasanya dan  anak muda juga tidak perlu khawatir karena musik keroncong itu terbatas aliran musiknya. Tidak, sekarang musik keroncong sudah bisa dipadukan dengan jenis aliran musik lain seperti keroncong pop, keroncong dangdut, dan keroncong rock. Walau telah dipadukan, keroncong tetaplah keroncong dengan ciri khas nya. Musik keroncong sebagai identitas bangsa, bahkan sudah menjadi wajah Indonesia. sudah saatnya kita bangkit dari keterpurukan krisis rasa memiliki warisan budaya asli Indonesia kemudian melestarikannya karena bagaimanapun kita sebagai anak bangsa memiliki kewajiban penuh untuk itu dan sebelum memulai melangkah menuju sebuah harapan, menggelorakan semangat ke-Indonesia-an itu harus terus kita tanamkan. Dan secara sederhana mari kita katakan “SAYA CINTA MUSIK KERONCONG INDONESIA”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun