Mohon tunggu...
gita riya
gita riya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

tugas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perempuan Bisa! Bukti Nyata Kesetaraan Gender dalam Kepemimpinan

12 Desember 2024   08:29 Diperbarui: 12 Desember 2024   08:59 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Safinatussalma Putri, Noor Muthi'ah Maulida, Anggita Riyanitami

IAIN Kudus

Kesetaraan gender adalah isu krusial yang tidak hanya menyangkut keadilan sosial, tetapi juga memengaruhi kemajuan diberbagai bidang kehidupan. Dengan memberikan akses dan peluang yang sama kepada laki-laki dan perempuan, selain menghormati hak asasi manusia, kita juga membuka jalan bagi potensi besar yang selama ini mungkin terabaikan. Penulis percaya bahwa kesetaraan gender akan membawa manfaat besar, baik secara pribadi maupun bersama, seperti meningkatkan produktivitas, memperbaiki kualitas hidup, serta mendorong terciptanya kebijakan yang lebih inklusif.

Kesetaraan gender itu sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang adil dan damai. Bayangkan kalau semua orang mempunyai kesempatan yang sama untuk sekolah, kerja, atau menjadi pemimpin tanpa dibatasi karena jenis kelamin. Hal ini bukan hanya soal hak tetapi juga cara membuat hidup lebih baik untuk semua. Kalau semua orang mampu menunjukkan potensi terbaiknya, pasti akan menghasilkan lebih banyak ide keren dan solusi hebat dalam mengatasi berbagai masalah di masyarakat. Oleh karena itu, kesetaraan gender bukan cuma keadilan, tetapi juga untuk membuat jalan dunia lebih maju.

Berbicara tentang kesetaraan gender, kita perlu mengetahui perbedaan antara gender dan seks. Gender adalah cara pandang masyarakat terhadap perempuan dan laki-laki sehingga membentuk karakteristik masing-masing dalam masyarakat tersebut. Sementara seks ialah peredaan biologis antara perempuan dan laki-laki yang sudah ada sejak lahir. Dapat disimpulkan bahwa gender dan seks merupakan dua hal yang berbeda, karena gender dibentuk oleh perspektif masyarakat sedangkan seks merupakan sifat alamiah (Sulistyowati, 2021).

Kesetaraan gender dalam konteks kepemimpinan melibatkan pengakuan atas hak dan kebebasan perempuan untuk berpartisipasi, memimpin, dan membuat keputusan tanpa tekanan, diskriminasi, atau kekerasan. Kesetaraan ini bukan hanya memberikan akses yang sama terhadap peluang dan tanggung jawab kepemimpinan tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung, inklusif, dan saling menghormati bagi semua individu. Hal ini penting untuk membangun struktur kepemimpinan yang berkelanjutan, adil, dan bermartabat, serta mendorong masyarakat yang lebih progresif dan manusiawi (Wahyuni et al., 2020). 

Sistem patriarki yang sudah dianut oleh banyak masyarakat menggiring opini bahwa laki-laki lebih berhak untuk berkuasa, mengatur, dan memimpin masyarakat. Sedangkan perempuan dianggap tidak mampu menjalankan hal tersebut, sehingga perempuan seringkali direndahkan dan tidak didengar. Padahal perempuan juga memiliki kemampuan untuk memimpin berjalannya masyarakat (Swari, 2023).

Pemikiran kaum perempuan dari tahun ke tahun sudah mengalami perkembangan yang signifikan. Ini terbukti oleh fakta bahwa semakin banyak kaum perempuan yang berpartisipasi dalam organisasi dan politik, dapat mewakili kaum perempuan dalam berbagai kegiatan masyarakat. Banyak wanita yang sukses dalam hal ini, mulai dari posisi rendah hingga puncak di lembaga atau negara. Dalam sejarah, wanita telah menduduki jabatan menteri, wakil presiden, perdana menteri, dan ketua pengadilan di tingkat kabupaten, propinsi, dan pusat (Munggaran, 2023).

Ibu Khofifah Indar Parawansa adalah salah satu figur perempuan yang menjadi contoh nyata kesetaraan gender di Indonesia. Sepanjang karier politik dan sosialnya, ia telah berhasil membuktikan bahwa perempuan dapat memimpin, berkontribusi, dan berperan penting dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk pemerintahan, yang umumnya didominasi oleh laki-laki. Ibu Khofifah Indar Parawansa juga dapat memimpin Jawa Timur selama lima tahun dengan berbagai prestasi yang ditorehkan. Beliau juga pernah menjadi Menteri pemberdayaan perempuan ke-5 pada Kabinet Persatuan Nasional era pemerintahan Gus Dur sekaligus menjadi kabinet termuda waktu itu. 

Ibu Khofifah sendiri menjadi salah satu contoh perempuan yang berhasil melewati batasan-batasan yang ada. Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada periode 2004-2009, yang semakin mengukuhkan komitmennya terhadap isu-isu kesetaraan gender di tingkat nasional. Dalam posisi tersebut, ibu Khofifah menjadi pelopor utama dalam mengembangkan kebijakan yang mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Indonesia.

Dengan segala pencapaiannya, ibu Khofifah Indar Parawansa menunjukkan bahwa kesetaraan gender bukan hanya soal memberi kesempatan kepada perempuan untuk berpartisipasi di berbagai bidang, tetapi juga dapat menciptakan sistem yang mendukung perkembangan potensi mereka. Kepemimpinan ibu Khofifah menjadi inspirasi bagi banyak perempuan Indonesia, membuktikan bahwa mereka juga bisa memimpin dan memberi kontribusi besar bagi negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun