Mohon tunggu...
Gita Putri Wulandari
Gita Putri Wulandari Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

🙌🏻

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sekadar Mengingatkan: Benar Mengingatkan atau Meremehkan?

21 September 2022   22:29 Diperbarui: 21 September 2022   22:33 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan sekarang ini kita banyak menggunakan media sosial untuk mengetahui trending topik yang sedang hangat atau terkadang kita akan menyampaikan dakwah menggunakan media sosial sebagai media berdakwah. Tetapi beberapa tahun belakang muncul sebuah tren baru tentang komentar netizen "sekedar mengingatkan". Komentar ini muncul karena segelintir warganet di media sosial menegur para perempuan yang menurutnya berpakaian terbuka.  Tidak ketinggalan kalimat "Maaf, sekadar mengingatkan" pun ikut agar terkesan tak menghakimi.

Anehnya, teguran tersebut ditujukan kepada orang-orang yang belum pernah mereka temui atau orang tersebut hanyalah lewat dalam beranda media sosial. Bahkan komentar itu terkadang tertuju kepada orang yang salah, seperti agamanya yang bukanlah Islam.  Namun sayangnya, netizen yang memberi nasihat dan teguran ini justru tidak sadar bahwa tindakannya lebih sering menyakiti perasaan orang yang dituju, malah tidak membuatnya sadar.

Banyak netizen yang mulai menyadari bahwa kalimat teguran seperti itu sangat menjengkelkan dan lama kelamaan, tren tersebut menjadi bahan candaan dan tak ketinggalan meme dengan kalimat "sekedar mengingatkan" plus emoticon tos menjadi emoji terfavorit yang selalu menemani kalimat tersebut.

Kalimat itupun berkembang tidak hanya menegur tentang aurat perempuan, tetapi juga untuk menegur orang dalam konteks hubungan percintaan, pertemanan, maupun keluarga tapi dalam bentuk candaan.

Mungkin kita harus mengingat bahwa dalam menegur orang lain kita juga harus mengetahui terlebih dahulu mengerti apa yang mau disampaikan, melihat tempat dan situasi, sampaikan dengan baik dan jangan lupa untuk memikirkan perasaan orang yang ditegur akan sakit hati atau tidak dengan teguran kita.

Ada baiknya sebelum kita mengingatkan orang lain yang bahkan belum pernah ditemui, kita seharusnya mengingatkan orang disekitar atau kita memperbaiki diri lebih dulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun