Mohon tunggu...
Gita Prameswari
Gita Prameswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe

Suka sekali dengan indahnya langit, suka dengan hal-hal yang berkaitan dengan seni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meniti Jalan Etika: Peran Remaja Muslim Dalam Dunia Digital yang Berubah

6 Mei 2024   01:00 Diperbarui: 6 Mei 2024   01:59 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dunia digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja di era modern. Dalam dunia maya yang terus berkembang ini, remaja Muslim dihadapkan pada serangkaian tantangan moral yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dari segala hal yang tidak senonoh hingga godaan untuk terlibat dalam perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama, mereka dihadapkan pada ujian yang berat dalam menjaga integritas moral mereka. Tantangan ini diperumit oleh kenyataan bahwa teknologi memberikan akses tanpa batas ke informasi dan interaksi sosial. Remaja Muslim sering kali harus menavigasi antara tekanan dari teman sebaya dan nilai-nilai agama yang mereka anut. Namun, di tengah segala tekanan itu, ada potensi besar bagi mereka untuk memainkan peran yang positif dalam dunia digital. Mereka dapat menjadi agen perubahan yang mempromosikan kesadaran moral dan etika dalam interaksi online mereka.

Sebagai bagian penting dari masyarakat digital, remaja Muslim memiliki tanggungjawab untuk membangun lingkungan daring yang lebih etis dan bermartabat. Dengan memperkuat karakter dan nilai-nilai agama mereka, serta mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang etika digital, mereka dapat menjadi teladan bagi yang lain dalam memanfaatkan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi peran vital yang dimainkan oleh remaja Muslim dalam membentuk dunia digital yang lebih baik, serta strategi untuk mengatasi tantangan moral yang mereka hadapi.

Suatu konten negatif dalam dunia digital memiliki dampak yang signifikan pada integritas moral remaja Muslim. Pertama-tama, melalui platform daring, remaja sering kali terpapar pada beragam konten yang bertentangan dengan nilai-nilai agama yang mereka anut. Konten tersebut mungkin mencakup pornografi, kekerasan, atau budaya konsumtif yang berlebihan, yang secara langsung dapat merusak pandangan mereka tentang moralitas dan etika. Akibatnya, mereka dapat mengalami kebingungan moral dan menghadapi konflik internal antara apa yang mereka saksikan online dengan keyakinan mereka. Selain itu, eksposur terhadap konten negatif dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian remaja Muslim. Mereka mungkin mulai meniru perilaku yang mereka lihat dalam konten tersebut, terutama jika konten tersebut dianggap "populer" atau "trendi" oleh sebagian besar teman sebaya mereka. Hal ini dapat mengarah pada penurunan moralitas dan kehilangan identitas agama mereka dalam upaya untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma yang muncul di dunia digital.

Suatu yang berlebihan terhadap konten negatif dapat mengganggu pengembangan nilai-nilai moral yang kuat pada remaja Muslim. Ketika mereka terus-menerus terpapar pada perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama mereka, mereka mungkin mulai mempertanyakan nilai-nilai tersebut atau bahkan mengabaikannya secara bertahap. Ini dapat mengarah pada penurunan moralitas secara keseluruhan dan meningkatkan risiko keterlibatan dalam perilaku yang bertentangan dengan prinsip-prinsip agama mereka. Dengan demikian, suatu konten yang negatif dalam dunia digital dapat merusak integritas moral remaja Muslim dengan mengganggu pandangan mereka tentang moralitas, mempengaruhi pembentukan identitas mereka, dan mengganggu pengembangan nilai-nilai agama yang kuat. Oleh karena itu, penting untuk memahami dampak dari paparan ini dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk membantu remaja mengatasi tantangan ini secara positif.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi keputusan remaja Muslim dalam memilih perilaku online yang sesuai dengan nilai-nilai agama. Pertama adalah pengaruh lingkungan sosial. Teman sebaya, keluarga, dan komunitas online dapat memberikan tekanan positif atau negatif terhadap perilaku remaja. Jika lingkungan sosial mereka mendukung nilai-nilai agama, kemungkinan besar remaja tersebut akan cenderung untuk memilih perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Namun, jika lingkungan sosial mereka kurang mendukung atau bahkan merendahkan nilai-nilai agama, maka mereka mungkin merasa sulit untuk mempertahankan integritas moral dalam perilaku online mereka. Kedua, pendidikan agama dan pemahaman tentang ajaran Islam juga memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan remaja Muslim dalam dunia digital. Remaja yang memiliki pemahaman yang kuat tentang ajaran agama mereka lebih mungkin untuk memilih perilaku online yang sesuai dengan nilai-nilai agama tersebut. Mereka dapat menggunakan pemahaman ini sebagai panduan untuk menilai konten online dan membuat keputusan yang lebih bijaksana tentang interaksi online mereka.

Remaja Muslim memiliki potensi besar untuk memainkan peran aktif dalam mempromosikan kesadaran moral dan etika dalam interaksi online di tengah kompleksitas dunia digital yang terus berkembang. Pertama-tama, mereka dapat menjadi teladan bagi yang lain dengan menunjukkan perilaku online yang sesuai dengan nilai-nilai agama mereka. Dengan meneguhkan integritas moral dan mempraktikkan nilai-nilai seperti kesopanan, kejujuran, dan empati dalam setiap interaksi online, mereka dapat menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak yang sama. Selain itu, remaja Muslim juga dapat menggunakan platform online mereka untuk menyebarkan pesan-pesan positif dan mendidik sesama tentang pentingnya etika digital. Mereka dapat memanfaatkan media sosial, blog, atau kanal YouTube mereka untuk berbagi cerita, informasi, dan pandangan tentang bagaimana menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab. Dengan menjadi agen perubahan dalam lingkungan online mereka, mereka dapat membantu memperkuat kesadaran moral dan etika di antara rekan-rekan sebaya mereka.

Kesimpulannya, remaja Muslim dihadapkan pada berbagai tantangan moral dalam dunia digital yang terus berkembang. Eksposur terhadap konten negatif dan pengaruh lingkungan sosial dapat memengaruhi integritas moral mereka, sementara pendidikan agama dan kematangan emosional dapat membantu mereka membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam perilaku online. Oleh karena itu, pendekatan holistik yang melibatkan pendidikan agama yang kuat, dukungan dari lingkungan sosial yang positif, dan pengembangan kesadaran diri dan kematangan emosional menjadi penting dalam membantu remaja Muslim menjaga nilai-nilai agama mereka dalam interaksi online, sehingga mereka dapat memainkan peran yang positif dalam membentuk dunia digital yang lebih etis dan bermartabat.

Penulis: Gita Prameswari

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun