Pernahkah anda melihat seorang laki-laki yang selalu menjaga suaranya?. Lemah lembut tutur katanya dan selalu menghargai istrinya.
Dipanggilnya istrinya dengan panggilan sayang "dik", dan istrinya memanggilnya dengan panggilan " mas". Begitu romantis ya, romantisme klasik jaman itu mungkin .Aku yang selalu mendengar pasangan suami istri ini begitu mesranya satu sama lain serasa ada kupu-kupu menclok singgah dihati dan di tanganku , hangat, indah dan mempesona.
Perkawinan mereka tidak berjalan mudah awalnya , itu cerita mereka, bukan karena orang ke 2, 3 atau 4. Konon katanya laki-laki itu menganut keyakinan lain dari istrinya. Calon mertua pun dengan garang menentang perkawinan tersebut. Apa boleh buat larilah mereka berdua ke desa yang sepi, dimana tidak ada calon bapak mertua yang galak setengah mati.
Ya sudah akhirnya seperti cerita sebelumnya anak perempuan lari dengan kekasihnya.
Berat hati bapak mertua meski akhirnya merestui perkawinan mereka tetapi dengan sarat menantu laki-laki memilih keyakinan si istri. Ironis , agamis kulturis ? Aku tidak mengerti cara pandang mereka. Buatku itu hanya cerita dan sejarah anak manusia. Peradaban, moral, tata krama , kesopanan dan sejawatnya memang mungkin harus begitu jalannya.
Upacara perkawinan sangat sederhana, saking sederhananya hanya ada nasi campur urapan dan lauk pauk sekedarnya campur pasir!.
Ya tercampur pasir karena ada tante-tante iri yang selama ini memendam cinta dengan laki-laki itu. Dendamnya tersalurkan dengan menaburi pasir di atas makanan untuk selamatan perkawinan tersebut. Jerk!
Begitulah cerita awalnya. Laki-laki ini bekerja keras membanting tulang untuk anak istrinya. Suaranya tetap ramah dan lemah lembut dengan siapa saja. Hobynya nonton filem James Bond berduaan dengan sang istri tidak pernah terlewatkan. Tiap malam di kursi tamu mereka sering kulihat laki-laki itu memijat lembut kaki istrinya.
„ Mas….kakiku capek tolong pijetin“ . Begitu aku sering mendengar celotehan istrinya.
Kupu-kupu berwarna -warni pun akan bertebaran di depan mataku, menclok kemana-mana, merah semu wajahku tiap kali melihat dua orang itu. So lovey .....hmmmmmm
" Sini dik kemarilah....." laku-laki itu selalu punya waktu untuk dirinya.